Keluarga Sabaruddin (45) hanya bisa bersabar atas keputusan pemerintah yang melakukan pembatalan keberangkatan ke Tanah Suci imbas pandemi COVID-19. Sabaruddin dan istrinya, Darni, tak bisa berbuat banyak dan hanya bisa pasrah.
Darni menuturkan uang untuk naik haji itu telah dikumpulkannya selama delapan tahun, tapi tahun ini ketika dia mendapat kesempatan untuk segera berangkat harus tertunda karena wabah COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah delapan tahun, menabung dari 2012. Biasa menabung Rp 10.000 atau Rp 15.000 setiap hari karena ada kebutuhan lain juga," katanya, Minggu (7/6/2020).
Darni dan suaminya sehari-hari berjualan pisang dan kelapa parut di pasar. Ia mengaku selama ini terus menabung agar ketika pelunasan ia mampu membayarnya.
"Mau diapa, karena ini juga tidak diminta-minta," ujarnya.
Simak video 'Ketum PBNU Pertanyakan Kebijakan Pembatalan Haji Tahun Ini':
Segala persiapan telah dilakukan, dari menjahit baju seragam, perlengkapan pakaian, sandal, hingga buku panduan. Tahun ini, bukan hanya dia dan suaminya, tetapi juga mertua dan tantenya mendapat kuota keberangkatan tahun 2020.
Meskipun demikian, ia tidak ingin menarik uang yang sudah disetorkan. Ia hanya berharap pandemi segera berlalu dan ia bisa mendapat kesempatan ke tanah suci.
![]() |