Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mengumumkan hasil tes Corona seorang warga yang sudah meninggal dalam status PDP. Warga tersebut ketika itu tidak dimakamkan dengan protokol COVID-19 dan empat hari setelahnya baru dinyatakan positif Corona.
"Iya memang benar, 26 Mei satu PDP meninggal di rumahnya namun dimakamkan tanpa protokol kesehatan, karena sebelumnya hasil swab-nya belum keluar dan baru keluar empat hari setelah dimakamkan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, Kamis (4/6).
Pihak keluarga dan warga yang menghadiri pemakaman kemudian dinyatakan ODP. Pihak satgas penanganan COVID-19 akan melakukan tracking kepada keluarga dan warga yang pernah kontak langsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari kasus pemakaman jenazah COVID-19 di Desa Bajak 2 Kabupaten Bengkulu Tengah tersebut, kami telah berkoordinasi dengan Dinkes Kabupaten Bengkulu Tengah untuk melakukan Tracking terhadap kontak erat baik keluarga dan orang yang ikut dalam proses pemakaman," ujar Herwan.
Herwan mengimbau warga yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien positif COVID-19 tersebut segera melapor dan melakukan pemeriksaan rapid test. Bila hasilnya reaktif, akan dilanjutkan uji swab.
Diketahui SF (54) pernah dirawat di Rumah Sakit M Yunus Bengkulu karena sudah membaik. Setelah pulang pasien sempat berobat ke Puskesmas Jambu, dan berobat dengan dukun setempat, bahkan sempat berkunjung ke warga lainnya di desa. Namun, pada tanggal 26, pasien dinyatakan meninggal dunia.
"SF itu sebenarnya bukan warga Benteng (Bengkulu Tengah) tetapi ia meninggalnya di Benteng, sebelum meninggal ia sempat berobat ke Puskesmas dan dukun," jelas jubir satgas penanganan COVID-19 Kabupaten Bengkulu Tengah, Budiman Efdy.
Sementara, menurut warga setempat, pemakaman pasien saat itu tidak menggunakan protokol COVID-19, sebagian anggota keluarga membantu memandikan dan mengkafani jasad serta membantu pemakaman pasien.
Tim gugus tugas COVID-19 Bengkulu Tengah sendiri saat ini mulai mendata dan menetapkan 26 anggota keluarga dan warga yang kontak langsung untuk dilakukan rapid test. Setelah dilakukan rapid test di rumah sakit Bengkulu Tengah, 25 orang dinyatakan non-reaktif dan satu orang reaktif rapid test merupakan imam masjid Desa Bajak II Kecamatan Taba Penanjung. Imam tersebut diketahui ikut memandikan serta mengkafani jenazah.
(idn/idn)