Buntut Panjang Ribut-ribut di Kedai Tuak Diduga Bisnis Wanita Malam

Round-Up

Buntut Panjang Ribut-ribut di Kedai Tuak Diduga Bisnis Wanita Malam

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 28 Mei 2020 22:05 WIB
Kondisi warung tuak di Tapteng yang dirusak sekelompok pemuda (dok. Istimewa)
Kondisi warung tuak di Tapteng yang dirusak sekelompok pemuda. (Foto: dok. Istimewa)
Tapanuli Tengah -

Perusakan sebuah kedai tuak di Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara (Sumut), berbuntut panjang. Kedai tuak itu diduga terlibat bisnis wanita malam. Bagaimana kisahnya?

Awalnya, sebuah kedai tuak di Tapteng diduga dirusak sekelompok pemuda. Pemilik kedai tuak, David Butarbutar alias Molen (43), melaporkan peristiwa tersebut ke polisi.

Peristiwa itu disebut terjadi di kedai milik David di Jalan AR Surbakti, Sibuluan Nauli, Pandan, Tapteng, sekitar pukul 02.00 WIB, Selasa (26/5). David mengatakan sudah melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Tapteng dengan tanda terima laporan nomor STTL/114/V/2020/SU/RES Tapteng.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

David mengatakan awalnya ada tiga orang pemuda yang datang ke warung miliknya yang sudah tutup. Dia mengaku mengenal dua di antara tiga pemuda, yakni Martin Panggabean dan Jonner Hutabarat alias Gadang, yang disebutnya merupakan warga Kelurahan Sihaporas.

Dia menyebut ketiga orang itu meminta minuman dengan kalimat: 'Lae, minta minumlah kami dulu, Lae, tapi kami nggak ada uang'. David pun memberi minuman seadanya kepada ketiga orang tersebut.

ADVERTISEMENT

"Waktu mereka datang meminta saya, 'Bisa, Lae, tapi sekadarnya sajalah ya, maklumlah keadaan sekarang ini', lalu mereka bilang, 'Iyalah, Lae, nggak mungkin sampai muntah, namanya juga kami meminta'. Saya pun kasih satu teko tuak dan satu botol bir," kata David.

Sekitar setengah jam kemudian, kata David, datang sekelompok pemuda yang diperkirakan sekitar 20 orang. Salah satu pemuda kemudian mendatangi David dan meminta minuman.

David pun memberikan satu botol bir kepada pemuda tersebut. Kemudian, ada pemuda lainnya yang datang meminta dua bungkus rokok, tapi hanya diberi satu bungkus oleh David.

"'Lae, minta rokok dua bungkus, nggak merokok kami lagi'. Jadi saya bilang 'janganlah dua bungkus, Lae, udah merampoknya lagi namanya itu, satu bungkus sajalah ya. Maklum, keadaan sekarang ini'," kata David.

David lalu menyuruh anaknya membelikan satu bungkus rokok dan menyerahkan kepada pemuda tersebut. Para pemuda itu kemudian meminta David menghidupkan musik dengan alasan mereka mau bernyanyi, namun tak dituruti.

"Kalau orang Abang mau nyanyi, datangnya sore," ucapnya.

Tiba-tiba, kata David, para pemuda itu marah dan membalikkan meja-meja, mematahkan kursi, merusak TV hingga kulkas yang ada di warung. Anak David, Jonatan Butarbutar, juga diduga dianiaya oleh para pemuda itu.

"Waktu mereka merusak dan mengobrak-abrik dan merusak barang-barang saya, seseorang dari mereka berkata kalau mereka ini diduga diperintahkan kepala lingkungan mereka," ucap David.

Dia menyebut polisi kemudian datang ke lokasi dan meminta para pemuda itu membubarkan diri. Selanjutnya, sekitar pukul 05.00 WIB, Satpol PP Tapteng bersama Kepala lingkungan Sibuluan Nauli, Pardi Hutabarat, datang ke TKP dan mengimbau pemilik warung menutup sementara warung tersebut.

David mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 10 juta. Polisi masih menyelidiki peristiwa ini.

Perusakan kedai tuak milik David tak hanya berhenti di situ. Kedai itu disebut sudah pernah ditutup Pemkab Tapteng karena diduga menyediakan wanita malam.

Hal tersebut disampaikan Bupati Tapteng Bakhtiar Ahmad Sibarani saat mengecek lokasi keributan. Video peninjauan tersebut diunggah di akun Facebook-nya dan telah diizinkan untuk dikutip.

"Ada masyarakat yang datang ke sini, ke tempat kafe, modusnya menjual tuak, tapi masyarakat melihat ada wanita-wanita. Videonya ada dan itu jam sudah larut malam, jam setengah 3," kata Bakhtiar sebagaimana dilihat dalam video di akun Facebook-nya, Rabu (27/5/2020).

Bakhtiar mengatakan warung tersebut sebenarnya sudah pernah ditutup, bahkan dibongkar. Dia mengatakan sudah pernah memberi modal ke pemilik warung agar mengganti jenis usahanya.

"Setelah kami cek, ini orang sudah berapa kali tempatnya dibongkar. Ini bermasalah belakangan sama Satpol PP," ucapnya.

"Ini orang sudah pernah saya kasih modal untuk kasih usaha halal, tapi tetap juga seperti itu," sambung Bakhtiar.

Dia mengatakan pemkab bakal mengecek identitas wanita-wanita yang terlihat dalam video yang beredar di warung tersebut saat terjadi keributan. Bakhtiar meminta aparat menangkap pemilik warung jika ditemukan bukti dugaan 'menjual' perempuan di warung tersebut.

"Yang punya usaha seperti ini kita akan minta polisi untuk diproses. Perempuan-perempuan yang ada di foto itu kalau dari luar kota, ini kita dalam suasana COVID-19. Kita akan cek kenapa bawa orang seperti ini. Kita akan cek KTP-nya semua, saya sudah panggil lurah, Satpol PP, kita akan razia kos-kos di sekitar sini. Kalau memang dia 'menjual' perempuan, dia harus ditangkap," ucapnya.

Bakhtiar mengatakan tak boleh ada tempat maksiat di wilayahnya. Menurutnya, tempat serupa pernah dibongkar tapi kembali didirikan oleh pemilik warung.

"Dia-dia saja orangnya. Dulu pernah saya di sini runtuh itu tempat dia pondok kitik-kitik kalau bahasa kita, kita runtuhkan, kita bantu modal malah buka lagi seperti ini. Ini nggak benar," tuturnya.

Meski demikian, Bakhtiar tak membenarkan masyarakat melakukan tindakan main hakim sendiri hingga merusak warung. Dia mengingatkan masyarakat melapor ke polisi atau pemkab jika menemukan dugaan tempat maksiat di lingkungannya.

"Jam setengah 3 masih ada musik-musik dan masih ada wanita-wanita, sudah barang tentu masyarakat keberatan. Tapi cara masyarakatnya salah. Jangan main hakim sendiri," ucapnya.

"Saya tetap minta masyarakat jangan main hakim sendiri, namun tempat maksiat nggak boleh ada di Tapanuli Tengah," sambung Bakhtiar.

Bakhtiar pun menyerahkan kasus perusakan warung tersebut ke kepolisian. Dia mengaku yakin polisi akan bijak dalam bertindak.

"Saya yakin polisi bijak. Dua-duanya, masyarakat kalau salah dicek, di mana kesalahannya. Ini tempat usahanya juga dicek, ada nggak izinnya. Kalau ada sampai jam berapa. Sudah pasti nggak ada izinnya karena sudah pernah ditutup," tuturnya.

Halaman 2 dari 4
(rfs/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads