Pemkab Badung Gelar Webinar Bahas Regulasi Baru di Era New Normal

ADVERTISEMENT

Pemkab Badung Gelar Webinar Bahas Regulasi Baru di Era New Normal

Inkana Putri - detikNews
Rabu, 27 Mei 2020 17:36 WIB
Pemkab Badung
Foto: Pemkab Badung
Jakarta -

Pemerintah Kabupaten Badung melalui Badan Penelitian dan Pengembangan menggelar web seminar (webinar) bertajuk 'Menyongsong Normalitas Kehidupan Yang Baru Pasca Pandemi COVID-19' di Puspem Badung. Webinar ini melibatkan 3 narasumber antara lain Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto dan Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali Trisno Nugroho.

Kepala Badan Litbang Badung Wayan Suambara selaku moderator mengatakan dunia disebut akan memasuki era baru yaitu new normal, kondisi akibat pandemi COVID-19 yang mengubah tatanan dunia, khususnya pada aspek kesehatan.

"Semua sektor industri dunia tengah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) masing-masing untuk bisa beradaptasi di era tersebut. Salah satunya adalah sektor pariwisata. Di mana Badung sebagai destinasi yang kerap menjadi pilihan wisatawan mancanegara juga tengah berbenah untuk menyambut new normal," ujar Wayan dalam keterangan tertulis, Rabu (27/5/2020).

Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati menilai dalam konteks Bali, new normal akan disebut dengan New Era of Bali atau Era Baru Bali. Era ini disebut akan mengubah paradigma wisata ke depannya dengan memfokuskan diri pada protokol kesehatan dalam industri pariwisata.

"Kebersihan, kesehatan, dan keselamatan diperlukan untuk meminimalisir kecemasan orang terinfeksi virus. Maka pemeliharaan kesehatan akan jadi syarat utama," ungkapnya.

Sementara itu Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali Trisno Nugroho memaparkan pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan I-2020 terkontraksi sebesar (-1,14) persen terkait sektor pariwisata yang mendominasi pemasukan di Bali. Banyaknya negara para turis yang mengalami lockdown, berimbas terhadap anjloknya pariwisata dan mempengaruhi perekonomian di Bali. Namun, ia mengaku optimistis kondisi akan segera pulih dan pihaknya setuju dengan adanya ide new normal.

"Satu di antaranya dengan kebijakan melonggarkan masuknya turis domestik. Australia telah menerapkan strategi kerjasama antar negara yang warganya sehat dari COVID-19 untuk saling bertukar wisman. Ini juga sudah dilakukan beberapa negara di Eropa," katanya.

Kerja sama tukar wisman ini tentunya dilakukan sesuai dengan konsep new normal. Pada prosedur pedoman new normal disebutkan masyarakat harus tetap menggunakan masker saat keluar rumah, mencuci tangan, serta menerapkan physical distancing.

"Nah new normal ini, kita hidup berdampingan dengan COVID-19. Aturannya pakai masker, social distancing, cuci tangan, serta pencegahan lainnya terus dilakukan. Termasuk industri pariwisata dan stakeholder terkait juga menyiapkan protap serupa menjaga agar tetap terhindar dari COVID-19," jelasnya.

Selain itu, new normal pasca pandemi COVID-19 juga membuat preferensi traveler pada hotel berbintang dan mengutamakan aspek hygiene.

"Penerbangan langsung menjadi preferensi utama traveler, dengan persyaratan kesehatan perlintasan orang ke Indonesia diperketat," imbuhnya.

Dalam menerapkan kehidupan new normal, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto meminta masyarakat bersiap menjalani kehidupan normal yang baru dengan menerapkan protokol kesehatan.

"Kita harus menempatkan cara hidup baru dengan normal yang baru. Kita tidak bisa berharap kembali ke saat sebelum COVID-19 menjadi pandemi di dunia. Melalui Gugus Tugas, kami akan terus meminta masyarakat untuk patuh pada protokol kesehatan sebagai basis perubahan," katanya.

Seperti diketahui, di Indonesia terdapat beberapa daerah yang kasus positif mulai menurun lantaran masyarakat yang sangat mematuhi anjuran protokol kesehatan. Hal ini membuat skenario masyarakat untuk kembali menjadi produktif bisa mulai dirancang dan aman dari COVID-19.

"Kita yakinkan produktivitas bisa dikembalikan, namun tidak dengan kasus baru. Penderita COVID-19 bukan masalah sederhana, ini masalah kompleks dan akan menghabiskan sumber daya. Apapun yang terjadi kita harus mencegahnya, tidak ada ruang kita ketakutan atau gegabah menghadapinya," ujar Yurianto.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Australia Kristiarto Soeryo Legowo menyampaikan Bali menjadi tujuan favorit wisatawan Australia pasca COVID-19.

"Bali menduduki peringkat pertama tujuan wisatawan Australia di booking.com. Ini merupakan momentum dan peluang yang bagus untuk Bali. Kondusifitas Bali di masa pandemi harus tetap kita jaga sehingga menarik wisatawan untuk berkunjung," ungkapnya.

Sementara itu Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa menyampaikan apresiasi dan terima atas diselenggarakannya webinar dengan melibatkan narasumber yang kompeten di bidang masing-masing. Sehingga apa yang menjadi paparan dan masukan oleh pembicara maupun duta besar bisa dijadikan referensi dalam menyusun regulasi dalam menyongsong new normal di Kabupaten Badung.

Ia juga mengimbau agar semua pihak harus siap melakukan transformasi dari segi tatanan kehidupan agar masyarakat bisa produktif di tengah pandemi. Sehingga diharapkan Kabupaten Badung bisa menyusun formulasi yang tepat menyongsong new normal yang digaungkan pemerintah pusat

"Manusia sebagai makhluk sosial diberikan kemampuan adaptasi di segala kondisi. Inilah yang harus kita lakukan saat ini agar kehidupan ini dapat terus berlanjut" pungkasnya.

Adapun dalam rapat webinar tersebut turut melibatkan Pejabat dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Duta Besar Republik Indonesia Untuk Kerajaan Thailand Ahmad Rusdi, Duta Besar Indonesia untuk Zimbabwe Merangkap Republik Zambia Dewa M Juniarta Sastrawan, Minister Counselor Fungsi Sosial Budaya pada Kedutaan Besar RI untuk Tiongkok Arianto Surojo, serta hampir 500 peserta.

(akn/ega)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT