Kasus Adik Via Vallen Jadi Sorotan, Akurasi Rapid Test Kian Diragukan

Round-Up

Kasus Adik Via Vallen Jadi Sorotan, Akurasi Rapid Test Kian Diragukan

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 27 Mei 2020 07:44 WIB
Pemerintah Kota Bekasi menggelar tes massal corona terhadap penumpang KRL di Stasiun Bekasi. Tes kali ini menggunakan alat yang lebih akurat berupa polymerase chain reaction (PCR). Agung Pambudhy/Detikcom. 

1. Penumpang Commuter line mengikuti test massal COVID 19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR) di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/5/2020).
2. Sebanyak 300 penumpang kereta dipilih secara random mengikuti tes ini. 
3. Metode tes PCR adalah mengetes spesimen yang diambil dari dahak di dalam tenggorokan dan hidung lalu diswab. 
4. Tes ini dianggap paling akurat dibandingkan rapid test yang hanya untuk mendeteksi reaksi imun dalam tubuh.
5. Data terkini kasus positif Covid-19 di Kota Bekasi telah mencapai 249 orang. Pasien sembuh corona 126, dalam perawatan 95, sedangkan meninggal 28 orang.
6. Test ini dibantu petugas dari RSUD Kota Bekasi dan Dinkes Kota Bekasi.
7. Sebelum masuk ke stasiun, penumpang lebih dulu menjalai tes PCR secara acak. Setelah itu, sampel lemdir dari hidung akan diuji di Labiratorium Kesehatan Kota Bekasi.
8. Hasil pemeriksaan ini diharapkan memberi gambaran kondisi penumpang β€ŽKRL apakah ada yang terpapar COVID-19 atau tidak.
9. Sebelumnya di KRL ada tiga orang yang dinyatakan positif virus COVID-19 berdasarkan hasil test swab PCR yang dilakukan pada 325 calonβ€Ž penumpang dan petugas KAI di Stasiun Bogor. 
10. Sejumlah kepala daerah meminta pemerintah pusat untuk menstop operasional KRL guna menghambat penyebaran virus COVID-19
11. Hingga 4 Mei 2020 di Indonesia terdapat 11.587 kasus COVID-19 dengan kasus kematian 864 meninggal dan 1.954 sembuh.
12. Sampai kemarin pemerintah telah menguji 112.965 spesimen dari 83.012 orang di 46 laboratorium.
Foto ilustrasi rapid test dengan sampel darah. (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Penyanyi Via Vallen mengungkap cerita tentang adiknya yang sempat menjalani rapid test dan dinyatakan nonreaktif, tetapi hasil swab test menunjukkan positif virus Corona. Hal itu semakin membuat akurasi rapid test kian meragukan.

Lewat Instagram, Via Vallen mengunggah foto rontgen paru-paru sang adik. Sang adik disebut hampir setiap hari bolak-balik Surabaya untuk menjemput pacarnya yang kerja di mal.

"Akhirnya aku tanya ke beberapa spesialis paru dan semuanya bilang gpp (itu gara2 rokok bla bla bla)," tulis Via Vallen, Minggu (24/5/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Via Vallen tetap ingin mencari kepastian kondisi adiknya, apalagi sang adik tinggal bersama orang tua yang sakit. Keluarganya kemudian menjalani rapid test.

"Aku bawa dia rapid ke rs rujukan #covid19 dan hasilnya NON REAKTIVE. Aku tanya ada lg tes buat mastiin corona ga? Kata beberapa suster disana ada swab, tp ini ga perlu krn rapidnya sudah akurat," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Via Vallen mengaku tidak disarankan membawa adiknya menjalani swab test karena mahal dan hasilnya lama keluar. Tapi Via Vallen tetap membujuk adiknya menjalani swab test karena ingin 100% yakin.

"Krn aku pengen memastikan 100 persen dia baik2 aja, ya aku maksa aja dia swab dgn ngejanjiin klo hasilnya negatif aku kasih uang jajan krn sebenenya dia ga mau di swab. Akhirnya dia mau...," kisah Via Vallen.

"Setelah menunggu 10 harii, ternyata hasilnya POSITIF," sambungnya.

Masalah berlanjut karena kabar adiknya positif virus Corona menyebar ke sekitar rumahnya. Via Vallen mengatakan ada yang lalu menyindir hingga melaporkan adiknya yang masih bolak-balik dari rumah lama ke rumah baru.

Simak video Kenapa Adik Via Vallen Rapid Test-nya Negatif tapi Swab Test Positif?:

Akhirnya sang adik menjalani tes swab yang kedua dan masih menanti hasil. Namun, Via Vallen masih mempertanyakan bagaimana bisa hasil rapid test nonreaktif tapi hasil swab positif.

"Adekku yg jelas2 tidak dianjurkan swab krn hasil rapid tesnya NON REACTIVE, tapi krn paksaanku untuk swab demi keamanan orang tuaku dan hasilnya ternyata POSITIF," kata Via Vallen.

"GIMANA KALO SEANDAINYA WAKTU ITU AKU MANUT AJA SAMA PETUGAS DI RS BUAT TIDAK MELAKUKAN SWAB???" sambungnya.

Mendengar cerita adik Via Vallen itu, pemerintah mengaku 'tidak kaget', bahkan sudah mengetahui penyebabnya.

"RT (rapid test) sering tidak akurat. Tes PCR swab 97 persen akurat," kata Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo kepada detikcom, Senin (25/5).

Ketika ditanyakan kenapa rapid test marak digunakan sejumlah rumah sakit tapi tak akurat, Doni menduga rumah sakit tersebut belum memiliki mesin tes swab.

"Mungkin karena belum punya mesinnya," ujar Doni.

Dihubungi terpisah, juru bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto senada dengan Doni. Yuri, sapaan akrab Yurianto, mengatakan tingkat sensitivitas rapid test rendah.

"Sensitivitas rapid test rendah," ucap Yuri.

Yuri mengatakan hasil rapid test sering menunjukkan negative false atau negatif palsu. Yuri menyarankan untuk langsung menggunakan tes swab.

"Negatif palsu sering terjadi saat infeksi masih swab," sebut Yuri.

"Bukan hanya Via Vallen yang punya cerita seperti ini," imbuhnya.

Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads