Muhammad Nuh, warga Jambi yang menjadi pemenang awal lelang motor listrik di acara konser amal virtual, diduga melakukan 'prank'. Sebab, Nuh awalnya menaruh harga tertinggi Rp 2,55 miliar, tapi ternyata tak bisa membayarnya.
Hal itu diungkapkan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) sekaligus penanggung jawab acara konser amal tersebut. Meski begitu, dia meminta maaf. Menurutnya, tanpa adanya momen nge-prank, harga motor listrik itu mencapai 2,55 miliar.
"Tanpa M Nuh yang nge-prank tadi saya yakin dan saya percaya harga motor listrik Presiden ini tidak bisa mencapai Rp 2,5 miliar lebih," kata Bamsoet dalam siaran langsung kanal YouTube BNPB Indonesia, Jumat (22/5/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bamsoet juga berterima kasih atas niat baik Nuh yang membuat harga semakin besar. Dia mengatakan ada hikmah dibalik peristiwa ini.
"Suka tidak suka, siapa pun Anda, saudara prank, saya dari mimbar ini menyampaikan terima kasih karena berkat Anda niat baik kami untuk menolong saudara-saudara kita yang lain itu bertambah besar," ujarnya.
"Apapun yang telah terjadi kita ambil hikmahnya saja. Saya percaya, Tuhan Yang Maha Esa punya cara membantu umatnya," lanjut Bamsoet.
Lantas bagaimana sebenarnya momen yang diduga prank tersebut. Berikut ini penjelasannya:
Tonton video Anak Hary Tanoe Pakai Uang Tabungan Beli Motor Lelang Jokowi:
Nuh awalnya tidak mengetahui kalai acara yang dia ikuti adalah acara lelang motor listrik. Dia baru menontonnya di pertengahan acara.
Hal itu diungkapkan Nuh saat berbincang dengan Ketua DPP Partai Berkarya Vasco Ruseimy. Vasco berbincang secara eksklusif dan ditayangkan melalui akun YouTube-nya 'Macan Idealis' yang diunggah pada 23 Mei 2020.
"Ya sebenarnya ana buka itu sudah pertengahan dia kuis gitu, pas lagi dia interaksi kuis. Jadi saya lihat ada enam pilihan di situ, saya pilih yang nomor 6, saya mulai telepon. Setelah saya telepon itu, mungkin ada 5-6 kali nggak masuk," kata Nuh, seperti dilihat detikcom, Senin (25/5/2020).
"Yang keenam-ketujuh lalu ada yang angkat. Setelah masuk itu langsung dia bilang ini dari siapa, saya jawab dari Pak M Nuh dari Kampung Manggis, Jambi. Gitu. 'Iya Pak, Bapak mau ikut?' Gitu, saya bilang, 'Iya ikut,'" sambung M Nuh.
M. Nuh mengira kuis yang dia ikuti merupakan acara bagi-bagi hadiah dari Presiden Jokowi. Dari situlah dia tetap mengikuti kuis hingga ditetapkan menjadi pemenang.
"Ana kira itu hadiah. Jadi setelah itu, yang menawarkan harga dia sendiri, bukan saya. Waktu itu belum Rp 2,5 M. Waktu itu sekitar Rp 500 juta hingga Rp 1 M ya, kan ramai waktu itu. Setelah di Rp 2 M, pulsa HP ana habis. Sempat ana buang (taruh) HP ana," ujarnya.
"Itu juga setelah ana buang HP ana, dia telepon lagi, 'Bapak masih ikut.' Katanya gitu, ana terusin, ana ikutin lagi karena ana nggak punya beban gitu. Dia tawarkan mau berapa, ya ana ikut terus karena ana pikir ini hadiah, jadi uangnya tambah gede gitu," lanjut M Nuh.
Nuh juga mengira kalau uang yang ditawarkan oleh beberapa orang itu merupakan hadiah yang akan didapat. Itulah alasan Nuh terus menawarkan harga tertinggi hingga Rp 2,55 miliar.
"Pikiran ana bukan di situ. Ana pikir semakin tawar gede, uang ana tambah banyak gitu. Karena ana pikir ini acara Jokowi bagi-bagi hadiah. Ana pikir itu tuh acara Jokowi buat bagi-bagi hadiah untuk masyarakat," ujarnya.
Kemudian baru mengetahui kuis itu merupakan acara lelang di akhir acara. Dia kaget ketika MC acara menyebutnya sebagai seorang pengusaha. Takut tidak bisa membayar, Nuh pun meminta bantuan kepada wali kota setempat.
"Dan setelah itu ana disuruh aktif terus ana punya HP, aktif terus untuk penerimaan hadiah. Setelah MC maju, motornya keluar, ana bingung. Selamat ya Pak M Nuh dari Jambi, pengusaha. Dari situ ana bingung, kok pengusaha. Saya baru tahu kalau itu lelang, langsung saya matiin HP dan TV semua itu, takut ana," ungkap Nuh.
"Awalnya gini, ana ngadu dulu ke Wali Kota. Ana jelaskan yang sebenar-benarnya. Rupanya mereka sehari setelahnya sudah jumpa pers. Saya nggak tahu ini lelang. Setelah ada jaminan dari dia, ana disuruh ke polsek," sambung Nuh.
Atas saran wali kota itulah Nuh datang ke polsek terdekat. Dia menjelaskan semuanya sekaligus membuat berita acara selama satu hari.
"Saya lalu cerita, saya kira ini kuis, terus saya kira saya pemenang dan uangnya buat saya. Rupanya saya yang beli, aduh. Saya di kantor polisi dari jam 5 sore, pulangnya besoknya jam 5 sore. Satu harilah," ujar Nuh.
Sebelumnya dikabarkan, pemenang lelang motor listrik bernama Muhammad Nuh asal Jambi itu diamankan polisi. Awalnya M Nuh disebut sebagai pengusaha. Namun beredar gambar KTP seseorang bernama M Nuh. Dalam KTP tersebut tertulis pekerjaan M Nuh sebagai buruh harian lepas.
Diketahui, konser 'Berbagi Kasih Bersama Bimbo, Bersatu Melawan Corona' digelar pada Minggu (17/5). Motor listrik Gesits yang ditandatangani Jokowi dilelang dalam acara tersebut.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), yang juga sebagai penyelenggara, telah meminta maaf atas polemik ini. Dia meminta berbagai pihak tak menyalahkan siapa pun atas kekurangan yang terjadi dalam penyelenggaraan konser amal virtual 'Berbagi Kasih Bersama Bimbo'.
Apalagi sampai menarik-narik Presiden atau menyalahkan seniman dan para pekerja seni yang sudah ikhlas turut terlibat menyukseskan acara.
"Jika ada yang patut disalahkan, sayalah orangnya. Sepenuhnya tanggung jawab saya. Penyelenggaraan konser tersebut tak lain adalah untuk membantu para seniman dan pekerja seni serta kelompok masyarakat lain, seperti peternak, nelayan, dan petani yang terdampak pandemi COVID-19," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Jumat (22/5/2020).
Motor itu pun kembali dilelang. Pemenang baru dalam lelang itu adalah anak Hary Tanoesoedibjo, Warren Tanoesoedibjo. Warren menyelamatkan lelang motor itu setelah panitia penyelenggara kena 'prank' pemenang sebelumnya.