Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta maaf atas heboh lelang motor listrik Gesits bertanda tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang batal jatuh ke tangan Muhammad Nuh. Bamsoet mengatakan dirinya merupakan pihak yang patut disalahkan.
"Jadi sekali lagi saya atas nama seluruh panitia menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya pada Pak Presiden pada Setneg. Kalau ada pihak yang harus disalahkan saya orangnya, saya Bambang Soesatyo yang patut disalahkan, bukan yang lain karena saya PJ acara ini," kata Bamsoet dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube BNPB, Jumat (22/5/2020).
Bamsoet mengaku tidak enak hati kepada Jokowi terkait lelang motor tersebut. Dia menegaskan Jokowi tidak tahu apa-apa dan hanya berniat untuk membantu masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan jujur saja saya sampai tidak enak hati dengan pak Presiden dengan Setneg karena sebenarnya beliau tidak tahu apa-apa beliau hanya membantu, beliau hanya ingin membantu gagasan para seniman dan para pekerja seni yang sebelumnya datang kepada saya datang kepada Kepala BPIP dan datang kepada BNPB untuk melakukan gagasannya untuk konser dengan niat membantu saudara-saudaranya sesama seniman dan pekerja seni," ujar dia.
Tonton juga video Motor Listrik Jokowi Terjual Rp 2,5 M di Konser 'Bersatu Melawan Corona':
Sebelumnya diberitakan, Muhammad Nuh yang disebut sebagai pengusaha asal Jambi menjadi pemenang lelang motor listrik Gesits bertanda tangan Presiden Jokowi dalam konser penggalangan dana untuk virus Corona. Belakangan diketahui, M Nuh ternyata tidak mengetahui acara yang diikutinya adalah lelang dan menyangka akan mendapat hadiah.
Kapolda Jambi Irjen Firman Setyabudi mengatakan pihaknya tidak melakukan penangkapan dan penahanan terhadap M Nuh. M Nuh justru meminta perlindungan polisi karena takut ditagih atas lelang yang dimenanginya.
Irjen Firman mengatakan M Nuh tidak bermaksud menipu. Ia hanya tidak paham dengan acara lelang yang diikutinya.
"Tidak ada unsur penipuan dan sebagainya. Semata-mata karena tidak paham dan salah persepsi pada acara yang digelar," ujar Irjen Firman kepada detikcom, Kamis (21/5).