Curhat Pedagang Kembang Omzet Turun karena Peziarah Kurang Imbas Corona

Curhat Pedagang Kembang Omzet Turun karena Peziarah Kurang Imbas Corona

Yogi Ernes - detikNews
Minggu, 24 Mei 2020 18:25 WIB
Curhat Pedagang Kembang Omzet Turun karena Peziarah Kurang Imbas Corona. (Foto: Yogi Ernes/detikcom)
Curhat Pedagang Kembang Omzet Turun karena Peziarah Kurang Imbas Corona. (Yogi Ernes/detikcom)
Bekasi -

Imbas pandemi virus Corona yang tengah mewabah di Indonesia juga dirasakan oleh Ibu Robbi (46), penjual kembang di TPU Pengasinan Bintara, Bekasi. Perempuan paruh baya tersebut mengaku pendapatannya menurun akibat peziarah makam yang sepi.

"Ya jelas menurun. Soalnya sekarang kan orang pada takut. Orang yang mau datang ziarah ke sini sebenarnya mikir-mikir juga. Cuma gimana ya, karena sudah biasa kan ya jadi kalau nggak dateng (ziarah) kayaknya nggak enak karena sudah tradisi. Tapi kalau ditanya menurun, sudah pasti, nggak kayak hari-hari sebelumnya sebelum ada Corona. Ini sekarang aja sudah longgar, jarang yang beli," kata Ibu Robbi saat ditemui di TPU Pengasinan Bintara, Bintara Raya, Bekasi Barat, Minggu (24/5/2020).

Ibu Robbi, yang sehari-hari berjualan warung nasi di wilayah Bintara, Bekasi, mengaku hanya sebagai pedagang kembang musiman di tiap Hari Raya Idul Fitri. Ibu dua anak ini menyebutkan tiap tahun menyiapkan 15 lusin kembang dan air mawar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum ada virus Corona, Ibu Robbi mengatakan jumlah tersebut bisa habis dalam kurun dua hari, di hari pertama dan kedua Lebaran. Namun, tahun ini berbeda.

Ibu Robbi mengatakan tahun ini hanya menyiapkan 8 lusin kembang. Sayangnya, hingga sore tadi, kembang dagangannya masih banyak tersisa.

ADVERTISEMENT

"Iya, biasanya jam segini ini justru lagi padet-padetnya harusnya. Karena orang kan kalau ngambil siang panas ya, biasanya habis asar itu lagi rame-ramenya dulu ya pas belum ada Corona. Tapi, sekarang kan bisa dilihat masih banyak kembangnya," jelas Ibu Robbi.

"Kalau tahun lalu itu sehari kan kita jual satu kantong kembang Rp 5.000, kalau habis dua ratus atau tiga ratus itu kalau tahun lalu kemarin dapat Rp 1.000.000, paling sekarang dapat Rp 600.000, mentok Rp 700.000 doang," sambungnya.

Hal senada diungkapkan Sandi, pedagang kembang yang tiap Lebaran menjajakan kembang dan air mawar di dekat TPU Pengasinan Bintara. Sandi mengaku pendapatannya tahun ini menurun drastis dibanding tahun lalu sebelum ada virus Corona.

"Belum dihitung (total pemasukan). Cuma kalau dari tadi sepi gini nggak kena kayak tahun lalu. Paling bisa Rp 600.000. Dari pagi sampai sekarang ini sepi pokoknya. Beda jauh kaya tahun kemarin. Sekarang menurun drastis," sebutnya.

Baik Ibu Robbi maupun Sandi berharap virus Corona segera hilang sehingga pemasukan mereka bisa kembali normal seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, hingga kini keduanya mengaku tetap berusaha mencari nafkah dengan berdagang di tengah pandemi meski juga mengaku takut terpapar virus Corona.

"Ada perasaan takut jelas. Saya sehari-hari juga kan jualan makanan, jadi atur tempat duduknya juga, siapin cuci tangan yang ada Antis-nya. Warung pun ditutup separuh gitu maksudnya biar orang agak renggang, kursi kita atur juga," ujar Ibu Robbi.

"Jadi, sebenarnya takut, tapi namanya kebutuhan hidup, ya, apalagi anak masih sekolah kan. Walaupun sebagian gratis ya tapi kan yang gratis sekolahnya, untuk sehari-harinya nggak gratis," sambung dia.

Halaman 2 dari 2
(mae/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads