Cerita Tenaga Medis Buang Hasrat Lebaran Bareng Keluarga Demi Pasien Corona

Cerita Tenaga Medis Buang Hasrat Lebaran Bareng Keluarga Demi Pasien Corona

Hasrul Nawir - detikNews
Kamis, 21 Mei 2020 13:46 WIB
Tenaga medis perawat pasien Corona.
Tenaga medis perawat pasien Corona. (Foto: Dok. Istimewa)
Parepare -

Menjalankan ibadah puasa dan merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama keluarga menjadi impian setiap umat muslim. Namun, impian itu tidak bisa dicapai oleh para tenaga medis perawat pasien Corona.

Hingga saat ini, para tenaga medis di Sulawesi Selatan, masih berjibaku merawat pasien Covid-19 di kamar isolasi RSU Makkasau, Kota Parepare. Di sana, pasien terkonfirmasi positif Corona masih berdatangan, termasuk pasien dalam pengawasan.

Alhasil, mimpi lebaran bersama keluarga pun hanya angan-angan belaka untuk kondisi sekarang. Mereka bahkan turut dikarantina hingga seluruh pasien dinyatakan sembuh total.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, sedih, tapi hasrat untuk berlebaran bersama keluarga sudah kami buang jauh-jauh," kata salah satu perawat Ruang Bougenville di RSU Andi Makkasau, Rusni, Kamis (21/5/2020).

Selama masa karantina, Rusni bersama teman-teman meluangkan waktu di kamar dengan video call, membaca Alquran hingga sekadar berbaring melepas penat. Sesama tenaga medis sudah dianggapnya sebagai keluarga.

ADVERTISEMENT

"Teman satu timlah sekarang yang menjadi keluarga terdekat kami, yang sedikit bisa mengurangi rasa rindu kepada keluarga, terutama anak saya yang baru berumur 1 tahun," terangnya.

Rusni menjelaskan, merawat pasien Corona selama bulan puasa bukan hal yang mudah. Apalagi selama tugas para perawat harus memakai APD lengkap untuk melayani seluruh kebutuhan pasien, mulai dari asupan nutrisi, pemberian obat, mengukur tanda vital, sampai memberi dukungan moril dan ibadah.

"Kalau kami masuk pukul 16.30 Wita itu jarang sekali kami dapat buka puasa di luar, kami masuk antar makanan, pemberian obat, kalaupun ada injeksi pasang infus, apalagi sekarang pasien sampai 18 orang, kita mobile dalam ruangan kurang lebih 2 jam, cuma Allah yang tahu bagaimana kami buka puasa dalam ruang isolasi, karena nanti setelah keluar ruangan, mandi baru kita berbuka puasa," urai Jufri, perawat lainnya.

Sementara itu, Koordinator Penanganan Covid-19 RSU Andi Makkasau, Sry Umi Wahyuni, menuturkan, banyak tenaga medis yang memiliki keinginan besar untuk pulang. Namun, mereka takut kepulangannya justru membawa penyakit ke keluarga di rumah.

"Keinginan untuk pulang sangat besar, namun mereka takut justru membahayakan keluarga di rumah jika mereka pulang. Kami berpikir bahwa kami itu yang merawat pasien, kami tidak meyakini diri kami apakah nanti setelah kami pulang, kasihan orang yang ada di rumah ada anak-anak kami, ada suami kami, jangan sampai kami yang membawa virus pulang," ujar Sry.

Para nakes ini berharap warga bisa patuh pada imbauan pemerintah agar pandemi corona bisa segera berakhir di bumi ibu pertiwi.

(idn/idn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads