FKM UI: 1,7 Juta Orang Mudik, Arus Balik Bisa Bawa Corona Episode 2

FKM UI: 1,7 Juta Orang Mudik, Arus Balik Bisa Bawa Corona Episode 2

Danu Damarjati - detikNews
Rabu, 20 Mei 2020 21:58 WIB
Pemudik bersiap turun dari kapal di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (19/5/2020). Pada H-5 Idul Fitri, arus mudik di Pelabuhan Ketapang terpantau ramai penumpang pejalan kaki dari Pulau Bali, sedangkan dengan tujuan Pulau Bali didominasi angkutan logistik. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/foc.
Foto ilustrasi (Budi Candra Setya/Antara Foto)
Jakarta -

Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) memperkirakan ada 1,7 juta orang yang sudah mudik dari Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) ke kampung halamannya. Bila balik lagi usai Lebaran, mereka berpotensi membuat wabah Corona episode kedua tapi dengan puncak kurva yang tidak tinggi.

Hal ini dipaparkan epidemiolog FKM UI Iwan Ariawan dalam webinar publik Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Rabu (20/5/2020). Dia mempresentasikan 'Proyeksi Epidemi COVID-19 dan Evaluasi Pelaksanaan PSBB di Indonesia', disusun oleh tim FKM UI yang terdiri dari dirinya, Pandu Riono, Muhammad N Farid, dan Hafizah Jusril.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masalah satu lagi adalah kita bisa punya Wabah episode dua, karena yang mudik ini kembali. Kalau kita lihat di Jakarta ini kasusnya sudah mulai menurun, nanti dia bisa naik lagi. Mungkin naiknya tidak setinggi awal, tapi ini bisa naik lagi, bisa ada puncak lagi, karena ada pemudik yang kembali ke Jabodetabek," kata Iwan.

Berdasarkan sumber data dari Facebook Geoinsight, tim memperkirakan ada 34,9 juta orang di Jabodetabek pada 1 Januari hingga 29 Maret. Namun jumlah itu menyusut mulai 5 April karena sebagian sudah meninggalkan Jabodetabek.

ADVERTISEMENT

Pada 3 Mei, tersisa 33,2 juta orang di Jabodetabek. Sisanya, yakni 1,7 juta orang, sudah mudik ke luar Jabodetabek.

Grafik permodelan Corona soal Mudik dan Arus Balik.  (Dok Tim FKM UI)Grafik permodelan Corona soal Mudik dan Arus Balik. (Dok Tim FKM UI)

Dengan banyaknya orang yang mudik ke wilayah lain di Pulau Jawa, angka orang yang terjangkit COVID-19 dan butuh perawatan juga bertambah di kawasan Pulau Jawa di luar Jabodetabek. Bila tanpa mudik, angka COVID-19 yang butuh perawatan rumah sakit (RS) di wilayah Jawa non-Jabodetabek lebih dari 750 ribu orang. Bila dengan mudik, angka COVID-19 yang butuh perawatan RS di wilayah Jawa non-Jabodetabeik menjadi 1 juta orang.

Di Jawa non-Jabodetabek, puncak kasus COVID-19 per hari yang perlu perawatan RS bakal dimulai pada pekan kedua bulan puasa dengan puncak saat lebaran (1 Syawal 1441 H). Tanpa mudik, puncak kasus per hari yang butuh RS ada 30 ribu kasus per hari. Dengan mudik, puncak kasus per hari yang butuh RS ada 40 ribu per hari.

Lalu bagaimana dengan arus balik ke Jabodetabek?

Tidak semua yang mudik itu kembali ke Jabodetabek karena ada faktor ketidakpastian pekerjaan. FKM UI membuat asumsi, 20% penduduk yang mudik ke Jawa akan kembali ke Jabodetabek. Mereka membawa tambahan sehingga yang ke Jabodetabek menjadi 25%.

Grafik permodelan Corona soal Mudik dan Arus Balik.  (Dok Tim FKM UI)Grafik permodelan Corona soal Mudik dan Arus Balik. (Dok Tim FKM UI)

Diperkirakan, dengan skenario tanpa mudik, kasus COVID-19 yang perlu perawatan RS di Jabodetabek sebanyak 222.000 orang. Dengan skenario mudik, kasus COVID-19 yang perlu perawatan RS di Jabodetabek sebanyak 235 ribu.

Puncak gelombang Corona episode 2 ini bakal terjadi usai 31 Mei. Puncak itu jauh lebih rendah dari puncak kurva Corona episode 1 di Jabodetabek yang diprediksi terjadi pada Mei dengan 8.000 kasus.

Grafik permodelan Corona soal Mudik dan Arus Balik.  (Dok Tim FKM UI)Grafik permodelan Corona soal Mudik dan Arus Balik. (Dok Tim FKM UI)

"Ini bisa ada puncak-puncak lain yang kita harapkan lebih kecil. Kita yang harus selalu waspada. Salah satu guna PSBB selain mitigasi adalah untuk menekan supaya tidak terjadi wabah susulan," tutur Iwan.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads