Musakir mengatakan anaknya, RZ (12), menjual jalangkote karena keinginan pribadi. RZ membagi waktu belajar dan berdagang setiap harinya.
"(Berjualan) Habis pulang sekolah. Setiap sore, sekitar jam 3. Pulang jam 5, dia keliling dua jam," kata Musakir saat dihubungi detikcom, Rabu (20/5/2020).
Dia mengatakan tiap harinya, RZ membawa 40-50 biji jalangkote dan jajanan lain untuk dijual. Saat bulan Ramadhan, RZ juga menjual makanan khas Makassar lainnya, pisang ijo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musakir mengatakan saat ini RZ masih duduk di kelas 5 sekolah dasar. Sehari-hari, RZ menjual dagangan menggunakan sepedanya di dua kelurahan di lingkungan rumahnya.
"(Sudah berjualan) Sekitar 1 tahun. Itu keinginan sendiri karena dia ingin bantu ibunya. Tapi selama ini ibunya melahirkan, dia bantu untuk beli popok adiknya," ujar Musakir.
RZ adalah anak kedua. Dia punya kakak laki-laki dan juga adik yang masih bayi, usianya belum genap sebulan. Musakir mengatakan anaknya punya sikap riang dan bersemangat meski beberapa kali jadi korban perundungan (bully).
"Kalau kata orang sering diganggu. Tapi diabaikan saja," katanya.
![]() |
Musakir menceritakan anaknya tetap ingin berjualan meski sudah mendapatkan bantuan dari banyak pihak. Diketahui, sebelumnya bantuan datang dari Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, dari pihak TNI-Polri, hingga masyarakat umum lainnya.
Musakir mengatakan bantuan yang ditujukan kepada RZ masih mengalir. Untuk sementara, bantuan yang datang akan ditabungnya untuk kepentingan masa depan RZ dan adiknya.
"Dia dikasih beasiswa selama 3 tahun. Ada juga sepeda motor dari Pak Gubernur," ujar dia.
Cerita RZ mirip dengan balada Si Budi kecil yang ada dalam lagu berjudul Sore Tugu Pancoran milik Iwan Fals. Si Budi kecil juga punya tantangan hidup di dua sisi: selesaikan tugas sekolah dan berdagang koran sore.
Di usia belia, Si Budi tak sempat nikmati waktu. Si Budi kecil berkelahi dengan waktu untuk tuntaskan pendidikan dan wujudkan impian yang kerap ganggu tidurnya.