Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar mengatakan BLT dana desa (BLT DD) sudah tersalurkan di 17 ribu lebih desa. Angka ini naik sekitar 3 ribu dari data yang disampaikan sebelumnya.
"Kemudian yang sudah musdesus selesai 52.077 desa atau setara 95 persen dari desa. Update data terbaru kemarin itu 17.259 berarti kalau dibanding dengan kemarin lusa 14.000 ya, naik 3.000 desa yang melakukan penyerahan BLT dana desa kepada warga yang berhak," kata Halim melalui video konferensi, Rabu (20/5/2020).
Halim mengatakan BLT dana desa ini kemungkinan tidak dimanfaatkan oleh seluruh desa. Mengingat, kata dia, tidak semua desa mengalami dampak ekonomi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beberapa temuan kayanya ada juga desa yang tidak akan memanfaatkan 'kesempatan BLT' dana desa karena desanya memang tidak terdampak secara ekonomi, itu kan berarti malah alhamdulillah," ujar Halim.
Kendati demikian, Halim tetap mengimbau agar penyaluran BLT dana desa sampai kepada yang membutuhkan. Sehingga, katanya, penyimpangan-penyimpangan terhadap dana desa tidak boleh dibiarkan terjadi.
"Itu makanya saya membayangkan tidak mungkin 74.953 desa se-Indonesia semua ini memanfaatkan dana desa untuk BLT, hanya saja kalo ada temuan ada warganya yang seharusnya mendapat BLT dana desa kok tidak dikasih, dan duit dana desa tidak dipakai itu yang dimaksud dengan penyimpangan itu tidak boleh," kata Halim.
Halim kemudian menyebut lima provinsi tertinggi yang sudah menyalurkan BLT dana desa yaitu Bangka Belitung, Bali, Kepulauan Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara. Sementara, lima provinsi terbawah yang paling sedikit menyalurkan BLT dana desanya yaitu Banten, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Aceh.
(knv/knv)