Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengungkap alasan terlampauinya target pemeriksaan 10.000 spesimen terkait Corona per hari. Yuri menyebut karena dipengaruhi oleh jumlah tes itu karena jumlah laboratorium yang beroperasi.
"Iya kan sudah 12-ribuan, karena laboratorium jalan," kata Yuri kepada wartawan, Selasa (19/5/2020).
Saat jumlah spesimen yang diperiksa meningkat, namun laporan kasus pada Selasa kemarin kasus positif sebanyak 486 tidak jauh berbeda dengan laporan beberapa hari sebelumnya. Yuri menyebut penambahan jumlah spesimen yang diperiksa bukan berarti kasus baru bertambah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apakah kemudian kasus pemeriksaan spesimen banyak, kasus positifnya juga harus banyak. Kan enggak toh, kalau data yang ditemukan ya seperti itu yang dilaporkan," katanya.
Lebih lanjut, Yuri menyebut kasus baru akan bertambah apabila perintah PSBB tidak dilakukan. Dia juga menyayangkan terjadinya kerumunan massa di sejumlah titik beberapa hari terakhir.
"Kalau penyakitnya mau dikendalikan ya aktivitas orangnya yang dikendalikan. Kalau tidak bisa dikendalikan akan naik terus aja. Kalau angkanya naik terus gimana mau dikendorkan, orang masih kencang aja masih naik gimana dikendorin," jelasnya.
"Yang menarik itu kan kepatuhan kita kan. Nah sekarang aja PSBB belum dicabut kelakuannya kayak gini, penuh di mana-mana. Saya di jalan pun juga macet, kalau kayak gini akan mudur lagi, mundur lagi ya gitu aja," pungkasnya.
Diketahui pada Selasa (19/5) kemarin, target pemerintah untuk memeriksa 10 ribu spesimen per hari tercapai. Bahkan melampaui hingga 12 ribu spesimen.
"Sampai dengan hari ini spesimen yang telah kita periksa sebanyak 202.936 spesimen," kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Achmad Yurianto (Yuri), dalam siaran langsung lewat kanal YouTube BNBP Indonesia, Selasa (19/5).
Pada Selasa (18/5), jumlah spesimen yang diperiksa sebanyak 190.660 spesimen. Dengan demikian, ada 12.276 spesimen baru yang berhasil dites Corona dalam sehari.