Prof. Nasaruddin Umar mengajak kita memahami makna tawashshul di dalam Islam. Apa itu tawashshul? Bolehkah umat musim menggunakan tawashshul dalam berdoa? Selengkapnya penjelasan mengenai tawashshul dalam detik Kultum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imam Besar Masjid Istiqlal itu menjelaskan tawashshul popular dengan arti media untuk menghubungkan antara seseorang dengan seseorang yang lain atau media untuk menghubungkan seseorang dengan Tuhannya.
"Tawashshul yaitu suatu tradisi dalam Islam, kita melalui perantara sesuatu tapi insya Allah ada manfaatnya untuk kita," ujar Prof. Nasaruddin Umar.
Contoh tawashshul ini disampaikan Prof. Nasaruddin Umar melalui kisah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW. Suatu hari seorang sahabat Nabi dari pegunungan berjalan kaki tiga hari tiga malam untuk menjumpai Rasulullah lantaran ia baru saja melakukan dosa besar. Ia tidak percaya diri dosanya diampuni tanpa dibantu doa Rasulullah. Ia terinspirasi ayat 64 surat An Nisa.
"Dan sungguh sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya sendiri datang kepadamu (Muhammad), lalu memohonkan ampun untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang," demikian arti ayat tersebut.
Setelah berjalan berhari-hari, dia pun tiba di rumah Rasul. Alangkah kagetnya dia ketika mendapatkan kabar kalau Rasulullah sudah wafat. Ia menangis merang-raung karena bagaimana belum sempat dibantu doa tetapi Rasulullah sudah wafat. Apa yang dilakukan pemuda itu sesungguhnya itulah yang disebut tawashshul.
Simak penjelasan selengkapnya penjelasan mengenai tawashshul dalam detik Kultum bersama Prof. Nasaruddin Umar di detikcom.