Tak Pakai PSBB, Gubernur Koster Ungkap 3 Level Strategi Lawan Corona di Bali

Tak Pakai PSBB, Gubernur Koster Ungkap 3 Level Strategi Lawan Corona di Bali

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 12 Mei 2020 13:27 WIB
Gubernur Bali I Wayan Koster
Gubernur Bali I Wayan Koster (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Gubernur Bali I Wayan Koster menjabarkan pola penanganan Corona di wilayahnya tanpa menerapkan kebijakan PSBB. Koster mengatakan sejak kasus Corona muncul di RI, Pemprov Bali langsung menerapkan tiga level penanganan.

"Kami langsung membuat suatu pola penanganan dalam bentuk kebijakan kemudian operasional kebijakan dan operasional di tingkat lapangan, jadi ada 3 level penanganan COVID-19 di Provinsi Bali," kata Koster dalam rapat terbatas evaluasi pelaksanaan penerapan PSBB, yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (12/5/2020).

Penanganan level pertama yang dilakukan Pemprov Bali yakni menerbitkan kebijakan di tingkat Provinsi berupa surat edaran, imbauan dan instruksi yang lebih rinci untuk masyarakat. Kemudian, lanjut Koster, level kedua dilakukan penanganan di tingkat Kabupaten yakni mengkoordinasi penanganan di Kabupaten dan Kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Level paling bawah, level tiga, yaitu kami menerapkan kebijakan di wilayah desa adat dengan membentuk satgas gotong royong yang melibatkan unsur-unsur desa, dinas, kelurahan, babinsa, dan bhabinkamtibmas dan elemen masyarakat. Jadi leadaingnya di wilayah desa, desa adat itu sendiri karena memiliki satu kearifan lokal dengan hukum adatnya yang bisa meningkatkan lebih kuat masyarakatnya di wilayah desa adat masing-masing di Bali," ujarnya.

Koster menerangkan, di Bali ada 1.493 desa adat. Desa-desat ada itu yang menjadi andalan utama Pemprov Bali untuk mengendalikan pergerakan masyarakat di wilayah masing-masing.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, menurut Koster, desa adat di Bali memiliki hukum adat yang menjadi acuan masyarakat dalam penanganan wabah. Sehingga, secara ritual, warga desa adat sudah diwariskan tata cara penanganan apabila wilayahnya terdampak wabah.

"Kelebihan di desa adat adalah selain upaya biasa yang sifatnya terlihat, di desa adat juga ada suatu keyakinan dengan ritual agama yang dinamakan dalam bentuk niskala, suatu ritual adat keagamaan yang jadi keyakinan di Bali. Ketika ada wabah seperti ini memang ada warisan dari para leluhur yang bisa dijadikan satu pedoman untuk melaksanakan itu secara ritual. Ini menjadi warisan yang sangat penting karena para leluhur kami mengajarkan dari dulu bahwa kalau ada wabah ada cara sendiri penanganan secara ritual," jelasnya.

Menyiapkan Fasilitas Kesehatan

Dalam penangan Corona ini, Pemprov Bali juga telah menyiapkan fasilitas kesehatan yang kualitasnya memadai. Koster mengatakan, Pemprov Bali sudah memiliki 13 rumah sakit rujukan khusus Corona dengan 392 tempat tidur lengkap dengan ruang isolasi. Koster menambahkan, peralatan untuk tenaga medis juga terbilang lengkap mulai dari APD hingga ventilator.

"Kemudian kami tingkatkan kualitas layanan menyiapkan lab uji swab berbasis PCR di Rumah Sakit Sanghlah, Rumah Sakit Universitas Udayana, dan FKIK Universitas Warmadewa. Dulu sulit uji swab karena harus ke Jakarta atau Surabaya, waktunya lama. Maka dengan ada 3 lab ini bisa dilakukan uji cepat, dalam jumlah banyak paling lama 24 jam hasilnya keluar," kata Koster.

Pemprov Bali juga menyiapkan hotel dan transportasi untuk petugas medis yang menangani Corona. Termasuk melakukan pemetaan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan ABK asal Bali yang bekerja di luar negeri.

Pemetaan dilakukan karena berdasarkan data, pasien Positif di Bali didominasi oleh adanya PMI dan ABK yang kembali dari luar negeri. Tercatat ada 15.004 warga Bali yang bekerja di luar negeri sebagai PMI dan ABK.

"Itu yang pulang setelah kami cek lapangan ini yang banyak positif menularkan warganya dan lingkungan luas apalagi rumah tangga. Oleh itu kami lakukan upaya pengendalian PMI dan ABK ini. Semua kami karantina dengan rapid test dulu, sekarang sudah diswab, jadi PMI ABK kami karantina semuanya. Yang negatif itu dikarantina oleh kabupaten kota di hotel atau fasilitas daerah. PMI ABK positif, kalau positifnya sehat kami karantina di faskes yang baik ditanggung penuh provinsi. Kalau positif dengan gejala langsung ditangani intensif sehingga pembagian tugas jelas," imbuh Koster.

"Yang positif itu dikarantina provinsi, yang negatif kabupaten kota selama 2 minggu dan saat ini kami perketat lagi. Bari bisa dipulangkan ke rumah kalau sudah uji swab dua kali hasil negatif. Kami melakukan rapid test dengan ketat di bandara internasional, Pelabuhan Benoa dan Gilimanuk," lanjut dia.

Selain itu, pengawasan terhadap PMI dan ABK yang sudah di Bali juga diperketat dengan pemetaan melalui digital. Koster menjelaskan, Pemprov Bali sudah melakukan rapid test terhadap PMI dan ABK untuk memastikan mana warganya yang terindikasi Corona dan tidak.

"Kami lakukan rapid test di seluruh Bali mulai dari kemarin, target selesai Jumat ini sehingga PMI ABK di semua wilayah desa adat ini memiliki kepastian mana yang positif mana yang negatif," kata Koster.

Tiga Desa Diisolasi

Pemprov Bali, kata Koster juga sudah melakukan isolasi terhadap tiga desa yang terdata mengalami peningkatan kasus Corona. Tiga desa itu yakni Desa Abuan di Kabupaten Bangli, Desa Bondalem di Kabupaten Buleleng dan Desa Padangkerta di Kabupaten Karangasem.

"Di situ ada penambahan positif cukup banyak, lebih dari 10, maka kami langsung isolasi dengan ketat bersama jajaran di kabupaten kota diawasi tanggung jawab bupati sama dengan Dandim, Kapolres, serta pihak di wilayah tersebut dilakukan isolasi ketat, warga tak boleh keluar masuk kecuali kepentingan mendesak dengan pengawasan ketat. Oleh itu warga di sana yang diisolasi kami berikan kebutuhan dasar sehari-hari sehingga tak keluar," ujar Koster.

Pemetaan di desa adat juga dilakukan terhadap warga yang berpotensi terkena Corona. Pemprov Bali melakukan kontrol ke wilayah-wilayah yang berpotensi kasus transmisi lokal.

Koster menjabarkan, sejauh ini kasus positif di Bali ada 314 orang, di mana 210 orang di antaranya sudah sembuh, dan 4 pasien meninggal dunia. Dia mengatakan dari waktu ke waktu, jumlah kasus positif di Bali relatif menurun dan angka kesembuhan meningkat.

"314 rata-rata penambahannya per hari 7 orang, sedangkan meninggal masih tetap 4 dan tentu kita tahan tetap 4 jangan ada penambahan. Jadi pertama indikator yang kami lakukan menahan penambahan laju pasien positif, kedua meningkatkan kesembuhan, ketiga adalah menahan angka persentase meninggal sehingga akumulatif pasien dirawat di rs terus menurun dan yang dirawat mencapai 100 orang atau sekitar 32 persen," kata Koster.

"Hari ini positif nambah 2, sembuh nambah 4. Maka tingkat kesembuhan naik jadi 68 persen kami perkirakan hari ke depan yang sembuh makin banyak, kami fokus pengendalian penambahan positif dan penanganan di rumah sakit sehingga yang sembuh makin banyak dan yang meninggal kita tahan. Pasien dirawat di rs rujukan dalam kondisi sehat kecuali pada pasien yang umurnya agak tua memang agak alot, satu bulan dirawat belum sembuh tapi itu sedikit sekali," ujar Koster.

Halaman 2 dari 3
(idn/dhn)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads