Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily mengingatkan pemerintah bahwa pandemi virus Corona (COVID-19) tidak hanya berdampak terhadap kehidupan para pengemudi ojek online (ojol). Ace mengatakan para guru mengaji, ulama, dan khatib juga terimbas pandemi Corona.
"Saya ingin menekankan juga dari apa yang disampaikan oleh bapak/ibu sekalian seperti dampak yang paling nyata akan dirasakan hari ini adalah terhadap guru ngaji, para khatib, para pendakwah, para ulama, para kiai. Bulan Ramadhan ini buat para kiai, buat para, dai, khatib merupakan ladang untuk mendapatkan berkah, setidaknya berkat," kata Ace dalam rapat kerja (raker) Komisi VIII dengan jajaran pejabat Kementerian Agama (Kemenag) yang disiarkan secara langsung di YouTube DPR, Senin (11/5/2020).
"Namun, gara-gara COVID-19 ini, tidak ada kultum dalam Tarawih, yang berarti setidaknya, mohon maaf sekali, kultum biasanya para ustaz mendapat Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta, sekarang mereka sama sekali nggak dapat," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baru kemudian Ace menyinggung ojol. Menurutnya, nasib para guru ngaji, khatib, dan ulama juga harus dipikirkan.
"Kita semua bicara soal ojek online, itu juga penting. Tapi juga harus kita pikirkan ini adalah pembimbing umat yang perlu kita perhatikan," sebut Ace.
Politikus Golkar itu juga menegaskan nasib para guru ngaji, khatib, ulama juga tak kalah penting dari para pengusaha dan pelaku UKM. Ketua DPP Golkar itu menekankan bahwa negara harus hadir membantu para guru ngaji, khatib dan ulama.
"Solusi saya, Pak Wamen, kalau dalam rapat-rapat terbatas dengan Pak Presiden, Pak Menteri bisa menyampaikan bagaimana mengalokasikan anggaran stimulus fiskal bagi para tokoh agama, karena mereka juga terdampak (pandemi virus Corona). Bukan hanya stimulus ekonomi. Misalnya bagi pengusaha-pengusaha yang jelas mereka sudah kaya, misalnya UKM mereka juga perlu diperhatikan," papar Ace.
"Tapi para guru ngaji, kemudian tokoh ulama itu juga, tokoh pesantren, itu juga menurut saya penting untuk diperhatikan, walaupun saya yakin mereka tidak meminta. Tapi negara harus hadir memikirkan mereka," sambung dia.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid memastikan bahwa para kiai dan ulama mendapatkan perhatian khusus dari Kemenag. Dia mengaku menyadari ekonomi para guru ngaji, khatib, dan ulama juga terkena dampak oleh pandemi Corona.
"Pak, kiai atau ustaz ini kalau keluar pakaiannya keren, necis, bagus. Tapi belum tentu di dapurnya. Siapa tahu sudah oleng karena ada ceramah yang seharusnya dipanen tidak ada lagi karena masjid ada pembatasan. Ini saya kira kami sepakat bahwa ini mendapatkan prioritas," terang Zainut dalam rapat.
Zainut juga memastikan akan melaporkan kegiatan yang telah dilakukan Kemenag yang menyangkut para guru ngaji dan ulama itu. Termasuk, sebut dia, laporan mengenai penggunaan anggarannya.
"Untuk itu, dari kami, kami akan memberikan perhatian secara khusus. Memberikan bantuan untuk guru ngaji, marbut, ustaz, kiai kampung, dan kiai kota juga. Kami juga nanti akan berikan laporan secara detail, karena ini juga terkait dengan transparansi penggunaan anggaran Kemenag," tutur Zainut.