Pemerintah memperbarui data kasus virus Corona (COVID-19) di wilayah Indonesia. Per hari ini, tercatat ada 13.112 kasus positif COVID-19, 2.494 orang sembuh, dan 943 orang meninggal dunia.
"Kalau kita perhatikan akumulasi penambahan data adalah bahwa kasus terkonfirmasi yang kita dapatkan hari ini sebanyak 336 sehingga totalnya menjadi 13.112 orang, kasus sembuh bertambah 113 orang sehingga total menjadi 2.494 orang. Kasus meninggal bertambah 13 orang sehingga menjadi 943 orang," kata Juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, yang disiarkan melalui YouTube BNPB, Jumat (8/5/2020).
Yuri mengapresiasi prediksi para pakar yang menilai pada Juni dan Juli Corona akan mulai mereda. Semua prediksi itu akan terwujud apabila masyarakat disiplin melaksanakan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yakni mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, tetap di rumah, dan menggunakan masker.
"Saudara saudara sekalian para pakar telah melakukan kajian dengan perhitungan-perhitungan matematis tentang perkiraan gambaran pandemi COVID-19 dalam beberapa bulan ke depan, kami berterima kasih dan mengapresiasi upaya tersebut, optimisme kita untuk meredakan wabah COVID-19 di bulan Juni Juli adalah tantangan kita bersama karena kuncinya ada di kita semua," ujarnya.
"Ada di disiplin kita untuk patuh tetap di rumah, untuk patuh tidak berpergian, patuh tidak mudik, patuh mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, patuh untuk selalu menggunakan masker," sambungnya.
Berikut adalah pernyataan lengkap dari pemerintah:
Selamat sore saudara saudara sekalian, pada kesempatan yang baik ini kami akan melaporkan beberapa hal kegiatan yang kita laksanakan sepanjang hari ini mulai kemarin menanggulangi pandemi COVID-19 yang dipimpin dan dikoordinasikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang ada di pusat yang merupakan rekapitulasi data yang dibuat oleh gugus tugas di seluruh Indonesia.
Saudara kita pahami bersama bahwa pada tanggal 11 Maret yang lalu telah diumumkan bahwa COVID-19 ini adalah suatu pandemi dialami di banyak negara. Kita paham bahwa ini bukan pertama kali dunia menghadapi pandemi karena pada 102 tahun yang lalu pernah terjadi pandemi yang disebabkan karena virus influenza kita mengenal sebagai spanish flu pada tahun 1918. Saat itu memang kita masih berada di penjajahan kolonial Belanda namun ada beberapa hal yang bisa kita lihat pembelajaran baik yang dilaksanakan pada setiap pandemi. Pertama adalah pembatasan kontak, ini yang kemudian juga kita lakukan pada periode sekarang dan dilakukan oleh seluruh dunia dengan cara melakukan pembatasan kontak kemudian meningkatkan stamina untuk yang masih sehat agar tidak mudah terinfeksi oleh virus penyebab pandemi. Kemudian solidaritas kemanusiaan adalah menjadi modal bersama di dalam menghadapi pandemi. Karena itu pelajaran yang kita dapatkan dari beberapa pandemi yang sebelumnya terjadi adalah fokus pada upaya upaya kemanusiaan, menyembuhkan pasien dan menolong mereka yang terdampak karena krisis ekonomi akibat pandemi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini adalah bagian dari upaya kegiatan kemanusiaan. Yang kedua melaksanakan intervensi medis yang cepat dan tepat sasaran. Ketiga adalah kebijakan pemerintah dilakukan secara berkelanjutan, konsisten terus menerus sampai virus penyebab pandemi ini benar-benar dapat dikendalikan buktinya solusinya adalah bagaimana mengembalikan kehidupan masyarakat pasca pandemi. Dari kenyataan tersebut maka COVID-19 yang sudah kita pahami bersama menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat dan kemudian ditetapkan sebagai pandemi, dan juga merupakan bencana nasional maka mengharuskan semua unsur di pemerintahan baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif dan semua unsur dunia usaha baik itu industri maupun media dan semua unsur di masyarakat untuk bahu membahu, bergotong royong dalam satu sistem yang terkoordinasi, terintegrasi dan terkolaborasi dengan fokus-fokus melakukan tindakan kemanusiaan untuk meringankan beban yang disangga oleh masyarakat.
Kebijakan yang kemudian berkelanjutan dilaksanakan Gugus Tugas di dalam membendung penyebaran COVID-19 ini sudah barang tentu akan dimulai isolasi yang ketat dari kasus yang telah di uji sampelnya dan dilacak secara agresif agar sumber penularan di tengah masyarakat bisa dikendalikan, ini menjadi kunci yang pertama. Sudah barang tentu konsultasi medis bagi semua masyarakat harus diakomodasi. Keinginan untuk tidak menjadi sakit dan keinginan tahu untuk menjadi bersikap yang benar di dalam menghadapi penyakit ini menjadi suatu yang harus kita fasilitasi oleh karena itu komunikasi yang efektif, baik, detail baik dan transparan pada semua pihak di dalam membangun kebersamaan dan kegotongroyongan. Sudah barang tentu dibutuhkan disiplin yang kuat untuk menghadapi pandemi COVID-19 ini.
Penegakan hukum harus dilaksanakan dan dibantu oleh aparat, penting karena di dalam rangkaian memutuskan pandemi ini maka harus diberikan jaminan terhadap kelancaran distribusi logistik mulai dari pusat sampai ke daerah dan membantu kelompok-kelompok masyarakat yang terdampak secara ekonomi dengan memberikan stimulus ekonomi yang tepat sasaran. Yang menjadi kunci bahwa COVID-19 dapat kita kendalikan hanya dengan kedisiplinan yang kuat, dengan semangat gotong royong yang kuat, dan dilaksanakan secara bersama-sama terus menerus dan tidak boleh terputus.
Saudara saudara kami tidak akan bosan untuk selalu mengulang hal hal mendasar yang merupakan basis dari perilaku per orangan yang kita harapkan menjadi fondasi perilaku masyarakat perilaku keluarga dan masyarakat untuk kemudian bersama sama mencegah penularan. Yang pertama adalah cuci tangan ini menjadi kunci cuci tangan dengan sabun. Karena kita tidak bisa melihat dan kadang kadang tidak menyadari bahwa virus COVID-19 yang menjadi sumber pandemi sekarang ini bisa tersebar dimana mana di barang barang yang terpercik droplet dari penderita positif yang kemudian kita pegang kita sentuh tanpa cuci tangan kita memegang mulut hidung dan mata ini lah yang menjadi sumber transmisi penularan yang paling banyak terjadi.
Oleh karena itu cuci tangan harus menjadi budaya kita semua, orang per orang dan ini menjadi basis budaya keluarga dan ini lah yang nanti akan memperkuat budaya masyarakat. Kemudian dalam situasi yang pandemi seperti sekarang ini dimana transmisi lokal, dimana penularan sudah dari orang orang yang tidak kita ketahui lagi, maka tinggal di rumah adalah sebuah solusi. Kita tidak pernah tahu siapa yang di luar rumah yang membawa virus banyak orang tanpa gangguan yang tidak bisa kita bedakan dengan mata biasa oleh karena itu jangan berpergian jangan mudik,jangan berpergian karena kita tidak bisa memberikan jaminan bahwa kita tidak akan tertular penyakit ini. Di dalam situasi mudik sering kita tidak bisa menghindar untuk kontak dekat dengan orang tanpa gejala atau orang dengan gejala ringan sekali mungkin di kendaraan umum, mungkin di terminal, mungkin di stasiun atau di rest area atau di toilet umum sepanjang perjalanan atau mungkin kita sendiri yang membawa virus ini sehingga kita bisa menularkan ke saudara saudara kita yang berada di kampung karena itu tidak keluar rumah. Namun jika terpaksa keluar rumah untuk hal yang mungkin ditunda maka pilihlah siapa yang paling baik imunitasnya. Beri dia kesempatan keluar dengan waktu yang secepat cepatnya, batasi waktunya jika keluar rumah.
Gunakan masker, hindari kerumunan orang, jangan naik kendaraan umum yang penuh sesak, segera pulang, lepas masker cuci tangan dengan sabun dengan air yang mengalir dan ganti dengan masker yang lain. Ini menjadi penting kalau kita tidak akan mampu melindungi saudara saudara kita yang lain, kita memaklumi bahwa saudara kita yang berusia lanjut imunitasnya sudah mulai turun, saudara kita yang berpenyakit kronis imunitasnya pun juga sudah turun. Manakala tertular ini akan memberikan dampak yang lebih fatal dibandingkan yang lainnya dan tidak menutup kemungkinan angka kematian akan muncul karena itu. Karena itu saudara saudara sekalian saya harapkan ikuti perkembangan tentang COVID-19 ini dengan benar. Banyak kanal yang sudah disiapkan dan bisa diikuti setiap hari. Oleh karena itu jangan percaya pada berita yang tidak tahu kebenarannya, berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan manakala masih meragukan berita itu segera hubungi beberapa layanan yang telah disiapkan oleh pemerintah baik melalui aplikasi online atau layanan telemedicine lainnya.
Saudara-saudara sampai dengan hari ini kita sudah mencatat beberapa data mulai kemarin satu laboratorium di Wisma Atlet berbasis pada tes cepat molekuler untuk memeriksa antigen sudah kita operasionalkan dan kita sudah mengirim spesimen untuk mengoperasionalkan lebih dari 15 mesin yang lainnya yang tersebar seluruh di Indonesia. Sebagian catridge untuk memeriksa sudah berada di jalan dalam rangka untuk mencapai sasaran yang kita berikan dan sebagian juga sudah diterima oleh laboratorium tersebut dan sudah mulai dilaksanakan pemeriksaannya sehingga pada hari ini dua sumber pemeriksaan spesimen kita gunakan. Ada 143.453 spesimen kita periksa dengan real time PCR yang selama ini sudah jalan, sementara 328 spesimen kita periksa dengan test cepat molekuler dari keseluruhan pemeriksaan ini kita laksanakan pada sekitar 103.361 orang.
Hasil positif yang kita dapatkan dari realtime PCR sebanyak 13.026 sedangkan dengan menggunakan test cepat molekuler 86 orang, hasil negatif 90.151 dengan real time PCR dan 98 orang dengan menggunakan PCR. PDP akumulasi dari awal Maret sebanyak 244.480 orang dan sebagian besar sudah selesai pemantauan. Kasus PDP 29.087 orang ini yang akan segera kita cepat pemeriksaannya dengan menggunakan metode yang sudah kami sebutkan di atas. Kasus sembuh adalah 2.494 orang, kasus meninggal 943 orang dan kabupaten kota terdampak sebanyak 356 di 34 provinsi. Kalau kita perhatikan akumulasi penambahan data adalah bahwa kasus terkonfirmasi yang kita dapatkan hari ini sebanyak 336 sehingga totalnya menjadi 13.112 orang, kasus sembuh bertambah 113 orang sehingga total menjadi 2.494 orang. Kasus meninggal bertambah 13 orang sehingga menjadi 943 orang.
Saudara saudara sekalian para pakar telah melakukan kajian dengan perhitungan-perhitungan matematis tentang perkiraan gambaran pandemi COVID-19 dalam beberapa bulan ke depan, kami berterima kasih dan mengapresiasi upaya tersebut, optimisme kita untuk meredakan wabah COVID-19 di bulan Juni Juli adalah tantangan kita bersama karena kuncinya ada di kita semua. Ada di disiplin kita untuk patuh tetap di rumah, untuk patuh tidak berpergian, patuh tidak mudik, patuh mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, patuh untuk selalu menggunakan masker. Ini lah upaya yang bisa kita lakukan tatkala perkiraan perkiraan perhitungan matematika kita akan mereda pada bulan Juni dan Juli kuncinya adalah kita.
Oleh karena itu saudara saudara sekalian mari kita tetap bersatu, bersama-sama terus menerus untuk melawan COVID-19 ini, kita awali dari orang per orang, dari tiap keluarga, kita awali dari tiap keluarga, kita awali dari RT RW desa kita dan seterusnya, karena ini lah cara untuk kita lakukan bersama sama menyelamatkan bangsa ini. Oleh karena itu saudara saudara sekalian mari optimisme tetap kita pelihara dan kita komitmen yang kuat bahwa penyelesaian permasalahan ini tergantung kepada kita semua, PSBB adalah senjata kita untuk memutus rantai penularan COVID-19. Oleh karena itu patuhi, ikuti, disiplin dan konsisten, kita bisa, kita pasti bisa, sekian dan terimakasih.
(yld/idn)