Wanti-wanti Jokowi Kemarau Lebih Kering di Tengah Pandemi

Round-Up

Wanti-wanti Jokowi Kemarau Lebih Kering di Tengah Pandemi

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 06 Mei 2020 04:03 WIB
Presiden Jokowi
Presiden Jokowi dalam rapat terbatas 'Antisipasi Dampak Kekeringan terhadap Ketersediaan Bahan Pangan'. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Pandemi virus Corona (COVID-19) belum bisa dipastikan kapan selesainya. Di tengah masa pandemi, sebagian wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewanti-wanti adanya kemarau lebih kering di sejumlah zona musim (ZOM) di Indonesia.

Peringatan itu disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas dengan topik 'Antisipasi Dampak Kekeringan terhadap Ketersediaan Bahan Pangan'. Jokowi mengacu pada prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait musim kemarau 2020.

"Berdasarkan prediksi dari BMKG, 30% wilayah-wilayah yang masuk zona musim ke depan akan mengalami kemarau yang lebih kering dari biasanya," kata Jokowi lewat konferensi video, Selasa (5/5/2020).



Jokowi mengatakan, berdasarkan peringatan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) terkait krisis pangan dunia. Oleh sebabnya, Jokowi ingin ketersediaan dan stabilitas harga pangan tidak terganggu.


Mengenai antisipasi musim kemarau tahun ini, Jokowi meminta tercukupinya ketersediaan air. Di samping itu, Jokowi ingin curah hujan yang ada saat ini betul-betul dimanfaatkan.

"Ini harus disiapkan dari sekarang, mulai dari penyimpanan air hujan, kemudian memenuhi danau, waduk, embung, kolam retensi, dan penyimpanan air buatan lainnya penting," kata Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dari keterangan yang disampaikan BMKG, disebutkan bahwa musim kemarau di sebagian wilayah Indonesia sudah dimulai pada bulan April 2020. BMKG menyebutkan bahwa prediksi awal musim kemarau di 304 Zona Musim (ZOM) Indonesia terbagi dalam tiga kategori, yaitu:

1. Sebanyak 17% ZOM mengawali musim kemarau bulan April 2020 di sebagian kecil Nusa Tenggara, Bali dan Jawa.

2. Sebanyak 38,3 ZOM diprediksi mulai memasuki kemarau bulan Mei 2020 di sebagian Bali, Jawa, Sumatera, dan Bali.

3. Sebanyak 27,5% lainnya di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua diperkirakan mengalami awal musim kemarau pada bulan Juni 2020.

Petugas memeriksa alat pengukur intensitas penyinaran matahari (Campbell Stokes) di Laboratorium Terbuka BMKG, Serang, Banten.Petugas memeriksa alat pengukur intensitas penyinaran matahari (Campbell Stokes) di Laboratorium Terbuka BMKG, Serang, Banten. (Foto: ANTARA FOTO/ASEP FATHULRAHMAN)

Musim kemarau 2020 diprediksi lebih basah dari musim kemarau tahun lalu. Meskipun begitu, BMKG mengingatkan terdapat 30% ZOM di Indonesia yang diperkirakan mengalami kemarau lebih kering dari situasi normal di sebagian Aceh, sebagian pesisir timur Sumatera Utara, sebagian Riau, Lampung bagian timur, Banten bagian selatan, sebagian Jawa Barat, serta Jawa Tengah bagian tengah dan utara. Selain itu, sebagian Jawa Timur, Bali bagian timur, NTB bagian timur, sebagian kecil NTT, Kalimantan Timur bagian tenggara, sebagian Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, dan Maluku bagian barat dan tenggara.



Di tengah antisipasi kemarau lebih kering, Indonesia juga tengah menghadapi wabah COVID-19 yang sudah ditetapkan sebagai bencana nasional. Merujuk pada data per hari Selasa (5/5), kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 12.071, 872 orang meninggal, dan 2.197 orang sembuh.



Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letnan Jenderal Doni Monardo mengatakan situasi saat ini akan bisa normal lagi bila vaksin sudah ditemukan. Untuk itu, Doni mengatakan butuh waktu yang lama untuk bisa kembali pulih.

"Kapan waktu PSBB ini akan berakhir, Bapak Menko Perekonomian tadi telah mengingatkan kami semua, bahwa sebelum ada vaksin maka kita belum akan aman dari masalah COVID-19 ini," kata Doni Monardo, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dalam konferensi pers di kanal YouTube Sekretariat Kabinet RI, Senin (4/5).



Kalaupun situasi kehidupan normal, kata Doni, budaya hidup akan berubah. Tidak seperti masa sebelum pandemi. Masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan yang diatur selama pandemi, seperti cuci tangan hingga menjaga jarak.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen Doni Monardo mengingatkan bahwa masalah COVID-19 belum selesai jika belum ditemukannya vaksin.Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Letjen Doni Monardo mengingatkan bahwa masalah COVID-19 belum selesai jika belum ditemukannya vaksin. (Foto: Rengga Sancaya)



"Kalau toh kita normal, dalam arti kata normal dengan gaya baru, dengan tetap menggunakan masker, menjaga jarak, dan juga mencuci tangan, dan kegiatan keluar rumah pun dilakukan kalau memang penting sekali," kata Doni yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Halaman 2 dari 3
(dkp/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads