Curhat Tenaga Medis Corona: Rindu Kumpul, Bersenda Gurau Bareng Keluarga

Curhat Tenaga Medis Corona: Rindu Kumpul, Bersenda Gurau Bareng Keluarga

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Minggu, 26 Apr 2020 12:15 WIB
rs unair
Ilustrasi (Esti Widiyana/detikcom)
Jakarta -

Tidak pernah terbayangkan oleh Kapten Fitdy, Ketua Tim Satgas COVID-19 Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet dari angkatan militer, untuk ikut membantu penyembuhan pasien Corona. Fitdy saat ini ikut merangkap menjadi figur seorang perawat dengan mengemban tugas yang dirasanya sangat berat.

Situasi ini, kata Fitdy, membuat ia dan para tenaga medis lainnya mengurungkan diri untuk pulang ke rumah masing-masing demi melaksanakan tugas dengan baik. Rasa rindu kepada keluarga tentu dirasakan mereka dan terasa sudah tak terbendung.

"Tidak akan pulang untuk beberapa waktu karena kami dibatasi untuk bisa interaksi dengan keluarga, selain ada jeda waktu bagi kami untuk melaksanakan tugas ini 1 bulan, 1,5 bulan, 2 bulan dengan masa karantina ataupun bisa diperpanjang. Sehingga pada benak kami, para tenaga medis yang sampai tidak pulang bertemu keluarga, tetap mencoba melaksanakan tugas ini dengan baik, yakin dan percaya saya mewakili seluruh tenaga medis yang ada, tenaga medis yang bekerja saat ini baik perawat, dokter, analis dan tenaga kesehatan lainnya yakin semua memiliki rasa kangen atau rindu keluarga, berkumpul bersenda gurau ataupun sekedar berbicara via handphone dan sebagainya itu yang kami jalani dengan batasan yang ada," kata Fitdy dalam siaran langsung melalui kanal YouTube BNPB, Minggu (26/4/2002).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fitdy menyebut sering kali ia dan tenaga medis lainnya dihantui rasa bosan. Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang dipakai dalam kurun 8 jam membuatnya tak bisa makan, minum, bahkan harus menahan diri untuk buang air kecil. Fitdy mengatakan ia akan menyukai kondisi ini daripada menyebutnya sebagai duka perawat.

"Apakah bosan? Kami mencoba ini hanya suka, tidak ada duka. Namun demikian, jauh dari hati kami yang paling dalam, kami tidak bisa membohongi diri kami sendiri bahwa, ya memang bosan. Penggunaan full APD dalam pelaksanaan shift jaga kurang-lebih 8 jam, bukan memaksa, tapi kondisinya seperti itu kami tidak bisa makan, minum, dan buang air kecil sehingga kami berusaha untuk me-manage hal tersebut dengan baik sehingga pelayanan kami terhadap seluruh pasien berjalan dengan baik dan sempurna," katanya

ADVERTISEMENT

Fitdy menyebut saat ini ia dan tenaga medis yang bertugas di RS Darurat Wisma Atlet diberi fasilitas tempat tinggal di salah satu tower. Ia meyakini seluruh tenaga medis akan tetap menjaga semangat agar Indonesia bisa kembali pulih dari pandemi Corona.

"Motivasi dan semangat saat ini akan tetap terjaga oleh tenaga medis yang ada. Motivasi yang ada terkait Indonesia bisa kembali pulih sebelum ada pandemi. Motivasi, semangat yang ada untuk bisa memberikan pelayanan bagi para pasien COVID-19," imbuhnya

Fitdy merasa terpanggil untuk menjadi tenaga medis di RS Darurat Wisma Atlet. Ia pun menyampaikan apresiasi kepada para relawan yang bersedia membantu kapan saja dibutuhkan.

"Kami sebagai tenaga medis, kami merasa terpanggil selain melalui surat, kami merasa terpanggil. Salut pada relawan yang ada di fasilitas kesehatan di Indonesia, relawan yang tergabung dalam penanganan COVID-19 rekan yang luar biasa. Figur militer kapan saja di mana saja dan kondisi apa pun itu sudah dalam bentuk tugas kami. Relawan itu yang sangat luar biasa. Saya sampaikan ayo kita tetap tanam semangat yang ada," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(zlf/zlf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads