Krisis reagen terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel). Akibatnya, tak ada pengumuman tambahan kasus positif Corona dalam dua hari di Sumsel.
Habisnya reagen itu diakui Kasi Surveillance dan Imunisasi, yang juga juru bicara Satgas Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan, Yusri. Dia mengatakan krisis reagen juga terjadi di seluruh dunia.
"Kita tahu, bukan hanya Indonesia, tetapi dunia juga kehabisan bahan pemeriksa laboratorium. Masker juga susah dicari," kata Yusri di kantor Gubernur Sumsel, Palembang, Rabu (22/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan ada 700-an kit reagen yang tiba di Sumsel hari ini. Dia mengatakan tes swab segera dilanjutkan.
"Hari ini sudah mulai kerja lagi, mungkin juga setelah pemeriksaan kita akan ada kasus-kasus baru," katanya.
Yusri mengatakan pihaknya akan fokus untuk memperkuat tes PCR dengan menggunakan 3-4 alat yang ada di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) di Palembang. Dia mengatakan alat yang ada bisa mengecek 500-1.000 sampel.
"Dalam satu hari bisa running 500, bahkan 1.000 sampel. Di Indonesia baru empat daerah yang mendapat alat pemeriksa PCR. Salah satunya kita," kata Yusri.
Hingga hari ini, tercatat ada 89 kasus positif COVID-19 di Sumsel, sementara sampel dalam pemeriksaan berjumlah 96 sampel.
(ras/haf)