Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan sebanyak 40.000 desa sudah membentuk relawan untuk penanganan COVID-19. Data ini memenuhi sekitar 53 persen jumlah desa, dari 47 persen desa lainnya yang belum terbentuk.
"Alhamdulillah pada kesempatan ini data terbaru siang hari ini ada 40.000 desa atau sekitar 53 persen yang sudah membentuk relawan desa lawan COVID-19. Tentu 40.000 desa ini memang masih dalam proses utamanya di basis-basis yang hari ini sedang menghadapi situasi. Sementara 47 persen desa lainnya masih terus berproses dan tiap hari kita melakukan pemantauan evaluasi dan pengawasan terhadap pelaksanaan pembentukan relawan," kata Halim melalui siaran langsung dari kanal YouTube BNPB, Minggu (19/4/2020).
Halim menyebut di desa-desa para relawan akan membentuk pos jaga desa selama 24 jam. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir mobilitas masyarakat yang masuk atau pergi ke luar desa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian di dalam salah satu relawan adalah membentuk pos jaga desa. Pos jaga desa ini satu hal yang sangat penting hari ini untuk memantau mobilitas warga desa baik warga desa dari dalam maupun keluar,"ujarnya.
Pos jaga desa, disebut Halim sebagai cerminan bahwa pemerintah desa serius melakukan pengawasan terkait Corona. Ia berharap pos jaga desa dibentuk oleh para relawan desa di wilayahnya masing-masing.
"Pos jaga desa ini sangat penting dalam konteks untuk melakukan pemantauan warga desa yang keluar maupun yang dari luar. Supaya apa, supaya memberikan rasa aman bahwa desanya dilakukan pengawasan dengan serius," katanya.
Halim meyakini masyarakat hanya harus mematuhi arahan pemerintah mengenai physical distancing di wilayahnya. Halim mengimbau tak ada lagi warga yang berkeliaran dan pergi ke suatu daerah tertentu.
"Kita semua maklum bahwa satu hal yang betul diperhatikan hari ini adalah social distancing atau physical distancing termasuk mobilitas daerah yang dituju,"ujarnya.