Bulan Ramadhan 1441 Hijriah tinggal menghitung hari. Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan sejumlah imbauan ibadah Ramadhan di tengah pandemi Corona (COVID-19).
Imbauan menjelang Ramadhan disampaikan pejabat Kemenag melalui keterangan tertulisnya, pada Sabtu (18/4/2020).
Imbauan tersebut antara lain tentang ziarah kubur, memantau hilal hingga ibadah salat terawih di rumah saat wabah Corona ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut poin-poin penjelasan terbaru Kemenag menjelang Ramadhan:
Imbauan Tidak Ziarah Kubur Jelang Puasa
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhit Sa'adi meminta masyarakat tidak melakukan ziarah kubur menjelang puasa. Permintaan itu seiring dengan pandemi COVID-19 yang belum mereda di Indonesia.
"Mengingat pandemi wabah COVID-19 sampai bulan Ramadhan kemungkinan besar belum mereda, sebaiknya agenda ziarah kubur ditiadakan dan diganti dengan berdoa dari rumah masing-masing. Insyaallah nilai pahalanya tidak berkurang sedikit pun," ujar Zainut dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/4/2020).
Zainut mengatakan ziarah kubur memiliki keutamaan yang baik, khususnya sebagai pengingat kematian. Menurutnya, waktu untuk berziarah kubur bisa dilaksanakan kapan saja.
"Ziarah kubur waktunya boleh setiap saat. Namun saat menjelang bulan puasa memiliki makna yang sangat istimewa, karena bulan Sya'ban memiliki nilai keutamaan dibandingkan bulan lainnya," ucapnya.
Tidak Silaturahmi ke Keluarga Secara Langsung
Zainut yang juga Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu juga meminta masyarakat tidak bersilaturahmi secara langsung ke rumah keluarga ataupun kerabat di tengah pandemi. Menurutnya, silaturahmi bisa memanfaatkan teknologi yang ada.
"Begitu juga dengan kegiatan silaturahmi dan saling meminta maaf bisa dilakukan melalui media sosial atau media daring, mengingat masih ada kebijakan untuk physical distancing dan PSBB," katanya.
Lebih lanjut Zainut mengajak umat Islam menata diri dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Zainut juga mengajak untuk menyambut bulan Ramadhan dengan penuh sukacita, karena di dalamnya ada banyak rahmat dan keberkahan Allah SWT.
"Begitu mulianya bulan Ramadhan sehingga menyambut dengan perasaan senang dan gembira saja Allah SWT akan memberikan jaminan surga kepadanya. Dengan catatan jika semua itu dilakukan dengan penuh keimanan dan keikhlasan," tandasnya.
Aturan Bagi Petugas Rukyatul Hilal
Pada Kamis (23/4), Kemenag akan menggelar sidang isbat 1 Ramadhan 1441 Hijriah. Sebelum sidang isbat, petugas akan terlebih dahulu melakukan pemantauan hilal atau rukyatul hilal yang tersebar di seluruh titik se-Indonesia. Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan pemantauan hilal akan tetap dilaksanakan meski ada wabah COVID-19.
"Rukyatul hilal tetap dilaksanakan oleh Kanwil Kemenag provinsi pada 23 April, saat terbenamnya matahari," ujar Kamaruddin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (18/4/2020).
Kamaruddin meminta kepada petugas rukyatul hilal untuk senantiasa melaksanakan protokol kesehatan selama melakukan pemantauan. Kemenag juga mengeluarkan beberapa aturan yang harus diterapkan oleh petugas ketika melakukan pemantauan hilal.
Kamaruddin meminta kepada petugas, sebelum melakukan rukyatul hilal, sebaiknya melaksanakan salat hajat memohon keselamatan dan kelancaran.
"Petugas yang merasa tidak sehat tidak boleh mengikuti kegiatan rukyatul hilal," ucapnya.
Plt Dirjen Pendidikan Islam itu juga meminta jumlah undangan dibatasi dalam pelaksanaan rukyatul hilal. Selain itu, area petugas dan undangan harus ada pembatas.
"Antara area perukyat dan area undangan dibatasi dengan batas yang jelas," katanya.
Petugas dan undangan juga diwajibkan menggunakan masker. Sebelum masuk ke area rukyatul hilal, petugas dan undangan wajib dicek suhu tubuhnya.
"Di tempat rukyat disediakan hand sanitizer," ujarnya.
Petugas juga tidak diperkenankan saling meminjam teleskop, kamera, dan theodolite. Petugas juga diminta membersihkan alat-alat sebelum dan sesudah menggunakannya.
Sebelumnya, Kemenag akan menggelar sidang isbat secara online. Masyarakat bisa menyaksikan pengumuman sidang isbat secara live streaming.
Maksimalkan Ibadah Ramadhan di Rumah
Kemenag kembali meminta masyarakat tidak melaksanakan ibadah di masjid selama Ramadhan 1441 Hijriah. Permintaan itu seiring dengan situasi pandemi COVID-19 yang belum usai di Indonesia.
"Pada tahun ini ada sedikit disrupsi ada, sedikit perubahan pelaksanaan amaliyah Ramadhan kita. Pada tahun ini kita sama-sama mengetahui kita sedang menghadapi ujian yang sangat berat, yaitu Coronavirus. Oleh karena itu, pemerintah mengimbau agar seluruh umat Islam agar tetap di rumah dan beribadah di rumah saja," ujar Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube BNPB, Jumat (17/4/2020).
Untuk itu, Kamaruddin mengajak masyarakat memaksimalkan ibadah Ramadhan di dalam rumah. Dia juga meminta masyarakat tidak menggelar buka puasa bersama hingga tarawih berjemaah di masjid.
"Mari kita maksimalkan untuk beribadah di rumah pada bulan Ramadhan. Insyaallah kita anjurkan agar tidak ada buka puasa bersama yang biasa kita sering laksanakan di kantor-kantor pemerintah di kantor-kantor swasta. Kita mengimbau agar kita tidak lagi melaksanakannya," ucapnya.
Kita tidak melaksanakan tarawih bersama, kita melaksanakan di rumah saja, karena (salat tarawih bersama, red) sangat berpotensi untuk kita menularkan atau ditularkan ketika berkumpul bersama di masjid," sambungnya.
Mantan Dirjen Pendidikan Islam Kemenag itu selanjutnya mengatakan beribadah di rumah tidak akan akan mengurangi kualitasnya. Yang terpenting, kata dia, dalam melaksanakan ibadah harus ada keikhlasan dan kekhusyukan.
"Kualitas ibadah kita insyaallah tidak berkurang dengan kita berada di rumah kualitas ibadah kita tidak hanya ditentukan locus di mana kita beribadah, tapi tidak kalah pentingnya adalah kualitas ibadah kita ditentukan oleh keikhlasan kita, ditentukan oleh kekhusyukan kita, ditentukan oleh jiwa kita," tandasnya.