Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi (Hendi) akan membuka donasi untuk menyediakan buka puasa gratis bagi sebagian warga yang tidak mampu dan terdampak COVID-19. Santapan gratis untuk berbuka puasa berupa takjil dan nasi kotak itu rencananya akan diantarkan ke rumah-rumah, sehingga masyarakat tidak perlu berkumpul untuk berbuka puasa.
Untuk jumlah santapan buka puasa yang akan didistribusikan secara gratis oleh Pemerintah Kota Semarang akan ditentukan H-3 menjelang bulan Ramadan tiba.
"Saya baru saja mengambil keputusan untuk membuka donasi khusus untuk takjil dan santapan buka puasa masyarakat tidak mampu yang terdampak COVID-19. Saya sudah hitung kalau untuk 177 kelurahan diupayakan ada 64.400 paket berbuka puasa, kalau indeksnya sekitar Rp 10.000, berarti dalam satu hari butuh Rp 644 juta," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (16/4/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hendi menjelaskan Pemerintah Kota Semarang minimal akan menyediakan buka puasa gratis sebanyak 4 kali, sedangkan sisanya akan disesuaikan dengan besaran partisipasi masyarakat yang mampu di Kota Semarang.
"Dengan hitungan tersebut makan insyaallah selama bulan Ramadan minimal ada 4 hari buka puasa yang dibagikan lurah, dan RT/RW kepada warga membutuhkan. Untuk 26 harinya kalau ada yang mau berpartisipasi 1 hari atau 2 hari monggo, nanti kita evaluasi H-3 ada berapa hari buka puasa dan takjil yang bisa dibagikan secara gratis," imbuhnya.
Sementara itu terkait stok pangan di Kota Semarang jelang bulan Ramadan, Hendi memaparkan hampir semua bahan pokok ada dalam kategori aman, kecuali gula. "Komunikasi dengan Bulog seminggu yang lalu, insyaallah tiga bulan ke depan beras masih cukup, kita juga cek ke pedagang-pedagang, mereka mengatakan kalau untuk sembako tidak kesulitan, kecuali gula," jelasnya.
Ia menjelaskan, gula menjadi bahan pokok yang belum termasuk aman karena terkait hasil panennya yang belum terlihat. "Hal itu tersebut karena untuk gula salah satu alasannya terkait panen yang belum begitu kelihatan. Sehingga kalau yang lain-lainnya insyaallah akan kita bisa siapkan untuk masyarakat," katanya.
Meskipun stok pangan relatif terjaga, ia tetap mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pembelian yang berlebihan. "Tapi walaupun stoknya aman, jumlah dan volume pembeliannya juga harus dibatasi. Misal kalau beli gula ya 2 kilo, kalau beras ya 10 kilo dulu, kalau habis baru beli lagi sejumlah itu," imbaunya.
Menurutnya, pembelian bahan pokok dalam jumlah banyak dirasa dapat memberikan dampak buruk. "Saya sangat mengharapkan tidak terjadi panic buying di masyarakat, yang justru menjadi tidak baik untuk kita semua," pungkasnya.
(prf/ega)