Pernyataan Lengkap Pemerintah soal 4.839 Kasus Corona: Kematian Hampir Merata

Pernyataan Lengkap Pemerintah soal 4.839 Kasus Corona: Kematian Hampir Merata

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 14 Apr 2020 17:32 WIB
Jubir Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto
Achmad Yurianto (Dok. BNPB)


Selamat sore saudara-saudara sekalian.

Pada kesempatan hari ini saya akan menyampaikan kembali update yang kita dapatkan dari kinerja selama satu hari ini terkait dengan penanggulangan pandemi COVID-19. Kali ini kami akan menyampaikan beberapa hal. Yang pertama kami sangat berduka dengan masih adanya saudara-saudara kita yang terpaksa harus meninggal karena penyakit COVID-19 ini. Kita mencatat jumlahnya sudah merata hampir di semua provinsi ada dan kita juga akan menyakini ini akan masih terus terjadi. Ini akan mengakibatkan berbagai macam dampak baik pada keluarga yang ditinggalkan atau kepada kita semuanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, ini adalah keprihatinan yang mendalam terhadap negara dan kita tidak mungkin lagi untuk kemudian berdiam diri tidak melanjutkan kegiatan yang besar ini, tidak semakin merapatkan barisan untuk bergotong-royong untuk menyelesaikan masalah ini. Presiden beberapa saat yang lalu sudah menetapkan bahwa pandemi COVID-19 ini adalah satu bencana non-alam yang berskala nasional sehingga kita hari ini harus menyikapi keputusan presiden nomor 12 tahun 2020 yang menetapkan sebagai bencana non-alam terkait dengan penyebaran COVID-19 ini.

Inilah yang kemudian kita yakini betapa pentingnya bagi kita semua untuk berprihatin untuk menanggapinya secara serius, untuk bergotong-royong bersama-sama untuk merespons dan menanggulangi COVID-19. Status ini juga memberikan pintu bagi kerja sama internasional bagi bantuan-bantuan kemanusiaan yang tentunya kita akan mengacu pada peraturan perundang-undangan yang kita miliki.

ADVERTISEMENT

Saudara-saudara penanggulangan bencana nasional COVID-19 dikoordinasikan oleh gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 yang sudah barang tentu akan mengedepankan sinergitas dengan seluruh kementerian lembaga pemerintah pusat, pemerintah daerah agar bisa dalam satu irama yang sama, lebih efektif dan lebih efisien.

Oleh karena itu gubernur, bupati, walikota akan memerankan sebagai kepala gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 di daerahnya masing-masing dan memiliki wewenang untuk menetapkan di daerahnya masing-masing dengan tentunya memperhatikan kebijakan-kebijakan pusat. Salah satu yang sudah kita ketahui dalam beberapa hari terakhir yaitu penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mulai kini diberlakukan di Pekanbaru sebagai episentrum yang secara epidemologis ini menjadi sumber untuk provinsi Riau dan sekitarnya. Kemudian juga di DKI Jakarta dengan daerah penyangganya, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi.

Oleh karena itu mari kita patuhi ini, kita patuhi bersama-sama. Kita saling mengingatkan semua saudara-saudara kita untuk mematuhinya secara bersama-sama. Terima kasih atas kepatuhan dan kedisiplinan saudara-saudara sekalian yang saudara jalankan di dalam kaitan untuk bagaimana kita mengendalikan pergerakan sosial yang membatasi dan mengurangi terjadinya sebaran penyakit COVID-19 ini. Kita akan bersatu padu mulai dari pemerintah pusat sampai pemerintah daerah, sampai ke desa-desa, sampai ke RT/RW dan sampai ke kehidupan keluarga masing-masing.

Oleh karena itu mari di dalam rangka untuk menyikapi secara benar, menyikapi secara baik tanpa memunculkan kepanikan maka ikuti terus informasi yang diberikan pemerintah. Baik dalam portal resmi covid19.go.id, hotline 119, WhatsApp COVID-19, halo Kemkes di 1500567 maupun di banyak aplikasi online lainnya serta layanan telemedicine lainnya.

Mari kita sama-sama dewasa untuk tidak kemudian dengan mudah percaya pada berita yang tidak dipertanggungjawabkan. Proses kebijakan yang telah dilakukan sampai dengan 13 April sampai 14 April hari ini sudah lebih dari 30.000 sampel yang telah kita periksa. Oleh karena itu mari kita sama-sama untuk memerangi COVID-19 ini. PSBB telah diterapkan di 10 kabupaten/kota. DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kota Pekanbaru.

Semua ini dilakukan semata-mata adalah untuk memutus kemungkinan terjadinya penularan dari orang yang satu ke orang yang lain dengan membatasi aktivitasnya. Ini adalah tentu dari penguatan kebijakan sebelumnya untuk tetap tinggal di rumah, menjaga jarak fisik dalam berkomunikasi dan kemudian menggunakan masker mana kala harus keluar dari rumah.

Terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia yang sampai saat ini telah bersama-sama dengan seluruh saudara-saudara kita di seluruh dunia untuk menunjukkan kepedulian di dalam penanganan ini. Pada hari ini setelah ditetapkan sebagai bencana nasional maka seluruh integrasi data yang kita bangun mulai dari desa, kecamatan, kabupaten, kota provinsi dan seterusnya sampai ke pusat berada dalam satu sistem. Bera dalam satu kendali data, berada dalam satu jaring data, sehingga seluruhnya bisa kita lihat dan kita akses secara terbuka dan bisa dilihat secara lebih transparan. Pada hari ini untuk pengujian antigen berbasis real time PCR kita laksanakan di lebih dari 32 laboratorium. Beberapa laboratorium lainnya sedang kita tingkatkan kapasitasnya. Baik dengan penambahan mesin atau menambah laboratorium baru tentunya harus dilengkapi dengan peralatan yang standar.

33.678 spesimen yang sudah kita periksa. Ada 31.628 orang dan hasil positif 4839 orang. Hasil negatif adalah 26.789 orang. Sementara kelompok saudara-saudara kita yang termasuk kategori orang dalam pemantauan sampai saat ini sudah tercatat 139.137 orang. Inilah yang kemudian yang menjadi perhatian besar kita karena tidak menutup kemungkinan dari saudara-saudara kita yang masuk dalam pemantauan dengan kondisi yang tidak sakit dengan kondisi yang sakit ringan sehingga bisa dirasakan seakan-akan tidak sakit berpotensi menjadi sumber penularan apabila tidak segera dirawat dengan baik. Apabila tidak segera melaksanakan isolasi diri, karantina diri dengan cara yang sebaik-baiknya.

Pasien dalam pengawasan sampai saat ini ada 10.482 orang sudah terkonfirmasi positif COVID-19 melalui pemeriksaan PCR secara real time 4.838 orang, sementara kita bersyukur cukup banyak pasien yang sudah sembuh sudah ada 426 orang sampai dengan hari ini akumulasinya yang dinyatakan sembuh. Ini yang kemudian kita prihatinkan masih saja ada saudara kita yang terpaksa meninggal 459 orang. Data yang kita kaji lebih dalam ternyata banyak faktor penyakit komorbid yang menjadi dasar meninggalnya kasus ini. di antaranya kita melihat bahwa faktor penyakit hipertensi, penyakit sesak nafas karena ada kelainan pada paru-paru, bisa karena asma, TBC ini juga menjadi penyebab meninggalnya kasus-kasus COVID-19, termasuk di antaranya diabetes.

Oleh karena itu bersama-sama kita harus menyadari bahwa masih banyak ancaman penyakit yang berada di wilayah kita berada di tengah-tengah masyarakat kita yang bisa menjadi faktor komorbid, pemberat sehingga menambah jumlah kasus kematian. Kita harus mewaspadai betul di dalam konteks musim pancaroba saat ini penyakit demam berdarah ini akan sering kali akan menjadi sangat buruk mana kala disertai dengan COVID-19. Penyakit TBC yang cukup banyak berada di Indonesia ini juga menjadi kontribusi yang cukup besar di dalam kaitan penyebab kematian mana kala disertai infeksi COVID-19.

Saudara-saudara, oleh karena itu pada hari ini akan saya sampaikan update data ada penambahan kasus baru sebanyak 282 sehingga total menjadi 4.839, ada kasus sembuh 46 orang, kalau kita lihat distribusi terbesar DKI sudah sembuh 163 orang, kemudian di Jawa Tengah, di Jawa Timur 76 orang sembuh. Kemudian di Jawa Barat ada 23 pasien sembuh, Sulawesi Selatan 33 pasien sembuh, demikian juga di beberapa provinsi yang lain. Angka kematian bertambah 60 oran pada hari ini sehingga totalnya menjadi 459.

Saudara-saudara yang seperti kita ketahui bersama ini gambaran bahwa penularan di luar masih terjadi. Penularan di tengah-tengah masyarakat masih terjadi. Ada dua faktor besar yang harus kita perhatikan, yang pertama masih ada kasus positif tanpa gejala, tanpa keluhan yang masih berada di tengah-tengah masyarakat ini menjadi sumber penularan. Kemudian yang kedua masih adanya masyarakat yang rentan untuk tertular karena tidak mematuhi untuk disiplin berada di rumah. Untuk tidak mematuhi menjaga jarak di dalam komunikasi dengan orang lain secara fisik. Kemudian tidak menggunakan masker ini juga menjadi salah saru penyebab. Di samping kebiasaan mencuci tangan yang belum dilaksanakan dengan baik.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads