Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar data kasus virus Corona (COVID-19) terintegrasi dan dibuka. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendukung langkah tersebut sebagai upaya analisa kebijakan penanganan Corona.
"Jadi, keterbukaan data penting dalam artian, berapa jumlah pasien, PDP (pasien dalam pengawasan), ODP (orang dalam pemantauan), berapa yang saat ini dirawat, kemudian jumlah pasien sembuh. Persebaran ini penting saat kita ingin membuat sebuah, bagaimana strategi untuk lakukan penatalaksanaan COVID-19 di Indonesia ini," ucap Sekjen PB IDI Moh. Adib Khumaidi, saat dihubungi, Senin (13/4/2020).
Menurutnya keterbukaan data bisa digunakan untuk analisa penyebaran virus Corona di Indonesia. Sehingga mempermudah penanganan dan penelusuran kontak pasien Corona.
"Setelah buat peta sebaran, harus ditindak lanjuti sebuah proses untuk kemudian tracing kontak, ditindak lanjuti dengan surveillance, dengan pemantauan kewilayahan yang mungkin dilakukan donasi kesehatan dengan puskesmas-nya," kata Adib.
Data juga bisa memberikan gambaran persebaran virus Corona di luar DKI Jakarta yang menjadi episentrum. Sehingga, akan diketahui daerah mana yang memiliki potensi pertambahan banyak dan sebagainya.
"Betul (pemetaan daerah di luar Jakarta). Jadi kita akan bisa lihat pola penyebaran ini. Termasuk kita bisa perhitungkan. Kalau hanya positif terkonfirmasi, itu ada hal yang kemudian, disebut fenomena gunung es-nya itu belum terpecah semua," kata Adib.