Corona di AS Tak Tertangkal, Trump Tuding WHO Gagal

Round-up

Corona di AS Tak Tertangkal, Trump Tuding WHO Gagal

Tim Detikcom - detikNews
Kamis, 09 Apr 2020 04:59 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memprediksi kasus corona di AS akan berakhir pada bulan Juli. Kok bisa?
Presiden AS Donald Trump/Foto: AP Photo
Jakarta -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyalahkan World Health Organization (WHO) atas banyaknya korban dan orang yang terjangkit virus Corona di AS.

Trump menyebut WHO telah bergerak lamban dalam merespons pandemi ini. Trump juga mempertanyakan WHO telah memberikan rekomendasi yang salah terkait wabah virus Corona.

"WHO benar-benar gagal," kata Trump lewat akun Twitter. "Sebagian besar didanai oleh Amerika Serikat, namun sangat sentris China. Kami akan mengawasinya. Untungnya saya menolak saran mereka supaya perbatasan kami tetap terbuka bagi China sejak awal. Mengapa WHO memberi kami rekomendasi yang salah?" ujar Trump dalam cuitannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya pada 31 Januari lalu, WHO menyarankan agar negara-negara tetap membiarkan perbatasan masing-masing terbuka meski ada wabah Corona. WHO mengingatkan bahwa penutupan perbatasan negara tidaklah efektif dalam menghentikan penyebaran wabah virus Corona dari China. Bahkan mungkin justru akan mempercepat penyebarannya.

Saat itu, pemerintahan Trump mengumumkan pembatasan perjalanan dari China.

ADVERTISEMENT

Trump juga banyak menuai kritikan karena awalnya sempat meremehkan virus Corona, yang dianggapnya seperti flu biasa. Namun belakangan Trump mengakui keganasan virus ini dan menyerukan semua warga AS untuk bersiap-siap menghadapi hari-hari yang sulit karena wabah ini.

Trump juga mengancam akan menahan dana untuk WHO. Trump menuding organisasi itu bias terhadap China selama wabah Corona.

Diketahui memang sumber pendanaan terbesar WHO berasal dari Amerika Serikat.

"Kita akan menahan uang yang dihabiskan untuk WHO," ujar Trump seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (8/4/2020). Namun Trump tidak menyebut berapa banyak dana yang akan ditahan dan kapan akan dilakukan.

Data per 8 April 2020, dari Johns Hopkins, Amerika Serikat masih menjadi episenter Corona tertinggi di dunia dengan jumlah kasus terkonfirmasi mencapai 399.929 orang.

Dari jumlah tersebut, 17.217 orang meninggal dunia dan 22.539 orang dinyatakan sembuh dari virus ini.

Halaman 2 dari 2
(zlf/zlf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads