Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan soal ojek online di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Anies mengatakan akan ada pembatasan jumlah orang dalam setiap kendaraan.
"Jadi ketika ini dilakukan, maka ada batasan jumlah orang yang bisa naik di kendaraan itu, itu akan diatur dalam peraturannya secara detail," Anies dalam konferensi pers di Balai Kota DKI seperti disiarkan di akun YouTube Pemprov DKI, Selasa (7/4/2020).
Namun Anies mengatakan kegiatan logistik tak akan dibatasi. Dia ingin masyarakat bisa memenuhi kebutuhan masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi intinya adalah akan ada pembatasan jumlah penumpang per kendaraan, kita tidak membatasi kegiatan logistik karena kita ingin agar masyarakat kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi, tetapi prinsip pembatasannya kita ikuti," ujar dia.
Anies menjelaskan, secara prinsip, Jakarta sudah menerapkan PSBB sejak 3 pekan lalu. Namun saat ini PSBB dibarengi tindakan penegakan hukum.
"Memang Jakarta sudah melakukan PSBB selama ini cuman bedanya kalau kemarin tidak ada peraturan yang mengikat kalau sekarang bisa menegakkan," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah menyetujui usul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk status PSBB. Ada sejumlah perbedaan ketika status tersebut diterapkan.
Jika merujuk ke Permenkes tentang PSBB, salah satu yang menjadi pembeda adalah mengenai ojek online. Di situ dijelaskan, selama PSBB, ojek online dilarang mengangkut penumpang dan hanya diperbolehkan mengantar barang. Hal itu sebagaimana diatur dalam lampiran Permenkes, yang berbunyi:
"Layanan ekspedisi barang, termasuk sarana angkutan roda dua berbasis aplikasi dengan batasan hanya untuk mengangkut barang dan tidak untuk penumpang."