Universitas Indonesia (UI) terlibat dalam menangani dan mencegah penyebaran pandemi virus Corona (COVID-19). UI pun telah meluncurkan beragam riset dan inovasi di bidang kesehatan, sains, dan teknologi.
"UI membentuk tim multidisiplin yang melibatkan peneliti, dosen, ahli, dan rumah sakit yang dimiliki oleh UI untuk menghasilkan riset dan inovasi dalam mencegah, menekan laju persebaran, serta mengobati pasien COVID-19. Sejumlah inovasi telah diluncurkan beberapa waktu lalu, dan sebagian lagi tengah pada tahap pengembangan," kata Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris dalam keterangan tertulis pada Rabu (1/4/2020).
Haris mengatakan kegiatan pengembangan tersebut merupakan bentuk tanggung jawab UI dalam memberi solusi ke masyarakat. Dia berharap hasil dari pengembangan inovasi tersebut dapat berkontribusi dalam menangani COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kegiatan penelitian yang dilakukan sivitas akademika UI dalam menghadapi COVID-19 didukung oleh dana riset dan inovasi UI senilai hampir Rp 2 miliar, sebagai bentuk tanggung jawab UI di dalam memberikan solusi nyata bagi masyarakat untuk memberhentikan wabah COVID-19," ujar Haris.
"Kami berharap dengan adanya dukungan dana yang UI berikan, penelitian dan inovasi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi nyata bagi penanggulangan pandemi global yang terjadi saat ini," imbuhnya.
Beberapa pengembangan riset dan inovasi jangka pendek fokusnya adalah pencegahan penyebaran COVID-19. Sejumlah alat yang telah diluncurkan UI adalah bilik disinfeksi berbasis ultraviolet dan alat ultraviolet disinfeksi peralatan medis.
Selain itu, UI sedang dalam tahap penelitian dan pengembangan alat pelindung diri (APD). Kemudian UI pun juga sedang melakukan penelitian terkait Instrumen Tes Cepat COVID-19 dan Pengembangan Suplemen peningkatan imunitas tubuh guna mencegah virus Corona.
Lebih lanjut, UI juga telah berhasil menciptakan Ventilator Transport Lokal Rendah Biaya Berbasis Sistem Pneumatik (COVENT-20). Ini merupakan ventilator yang hemat energi, rendah biaya produksi, serta mudah dioperasikan bagi pasien dalam pemantauan (PDP) ataupun positif Corona.
"Biaya pembuatan COVENT-20 lebih rendah bila dibandingkan dengan tipe ventilator transport komersial yang tersedia saat ini. CONVENT-20 juga memiliki ventilasi multimode, hemat energi dengan baterai lithium-ion, memiliki bentuknya ringkas dan sederhana, pengoperasian yang mudah, serta menggunakan filter bakteri sehingga aman digunakan baik untuk PDP dan maupun pasien positif Covid-19," demikian keterangan Dekan FTUI Dr. Ir. Hendri D.S. Budiono, M.Eng, Selasa (7/4/2020).
Selain itu, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran UI (FKUI) mengembangkan aplikasi SIGAP. Aplikasi ini ditujukan untuk mengatasi keterbatasan suplai alat kesehatan (alkes), khususnya alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis.
"Dengan menggunakan SIGAP, pemenuhan kebutuhan APD dari rumah sakit dan ketersediaan stok yang dimiliki rumah sakit akan lebih terstruktur dan terpercaya," ujar Dekan Fasilkom UI Mirna Adriani, Ph.D dalam keterangannya.
"Dalam kata lain, SIGAP merupakan closed-loop platform yang dapat digunakan untuk menampung informasi yang dapat dipercaya terkait kebutuhan rumah sakit, ketersediaan stok barang di pemasok, dan nomor kontak langsung untuk person in charge (PIC) pada masing-masing rumah sakit dan pemasok," sambungnya.