Jokowi Siapkan Opsi Ganti Libur Nasional, PKS: Libur Bukan Utama tapi Mitigasi

Jokowi Siapkan Opsi Ganti Libur Nasional, PKS: Libur Bukan Utama tapi Mitigasi

Farih Maulana Sidik - detikNews
Jumat, 03 Apr 2020 08:36 WIB
Mardani Ali Sera
Mardani Ali Sera (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyiapkan opsi mengganti libur nasional di hari lain sebagai pengganti mudik hari raya. PKS menilai urusan libur tidak terlalu penting, yang terpenting adalah mitigasi wabah virus Corona (COVID-19) tidak semakin meluas penyebarannya.

"Urusan libur buat saya nomor 2. Nomor satunya adalah manajemen mudik ketika ada pandemi COVID-19," ujar Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera saat dihubungi, Kamis (2/4/2020).

Mardani menyebut Jokowi harus lebih tajam pandangannya. Menurutnya, manajemen mudik yang dimaksud adalah bagaimana caranya mudik lebaran itu tidak menjadi sarana penyebaran wabah Corona semakin meluas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Masalahnya bukan kapan libur nasional bisa diganti tetapi bagaimana lebaran nanti tidak menjadi wahana, sarana penyebaran COVID-19, itu yang utama bukan bicara liburnya, cara mitigasinya," katanya.

Dia menilai hampir 50 persen kasus positif Corona itu berada di wilayah Jabodetabek. Menurutnya, jika pemerintah pusat salah fokus dalam melakukan pencegahan para pemudik dari Jabodetabek berpeluang besar akan membawa penyakit tersebut ke kampung halamannya.

ADVERTISEMENT

"Kita nggak bisa berpikir skenario yang ringan, harus skenario yang buruk gitu. Kalau buat saya ini salah fokus, harusnya fokus bukan di kapan pindah liburnya, orang lagi nggak mikir libur kalau sekarang. Sekarang fokusnya bagaimana manajemen lebaran," katanya.

Jokowi Siapkan Opsi Libur Pengganti Hari Raya:

Mardani menuturkan jika dirinya tahun ini lebih memilih untuk mentiadakan mudik lebaran. Jika pun pemerintah membolehkan masyarakat untuk mudik, dia mengingatkan agar orang-orang yang pulang kampung untuk dikawal secara ketat.

"Bahasanya gini oke setiap yang mau mudik di daftar, setiap yang mau mudik dicek, setiap yang mau mudik dari sini harus diterima dimana, dikoordinir kan bisa gitu, yang balik ke Yogya berapa, yang balik Brebes, yang balik Tegal masing sesuai daftarnya. Habis itu disana diterima, dikenakan mulai dari pulang dan berangkat harus digunakan protokol COVID-19. Nanti diserahterimakan kepada yang di kampungnya, katakan kepala desa atau lurah. Semua ter-manage dengan baik, itu yang disebut manajemen mudik ketika pandemi COVID-19, bukan bicara liburnya diganti," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Jokowi menyiapkan sejumlah alternatif skenario untuk mudik. Skenario pertama adalah mengganti hari libur nasional di hari lain.

"Untuk mudik, dalam rangka menenangkan masyarakat, mungkin alternatif mengganti hari libur nasional di lain hari untuk Hari Raya, ini mungkin bisa dibicarakan," kata Jokowi dalam rapat terbatas soal lanjutan pembahasan mudik melalui video yang disiarkan Sekretariat Presiden, Kamis (2/4).

Skenario kedua, memberikan fasilitas mudik pada hari pengganti tersebut, salah satunya dengan menggratiskan tempat wisata. Jokowi mengatakan skenario tersebut dibuat untuk menenangkan masyarakat jika mudik nanti tidak bisa dilaksanakan lantaran wabah virus Corona (COVID-19).

"Saya kira kalau skenario-skenario tersebut dilakukan bisa memberikan sedikit ketenangan pada masyarakat," pungkas Jokowi.

Halaman 2 dari 2
(fas/azr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads