Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan melaksanakan rapid test virus corona (COVID-19). Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menyebut rapid test akan digelar di 8 tempat, 6 di antaranya di Puskesmas induk.
"Kita sudah ambil langkah, bahwa pelaksanaan rapid test ini akan kita sebar saja di 6 puskesmas induk (di Kota Bogor). Kemudian di RSUD, juga satu lagi di (kantor) dinkes (dinas kesehatan)," kata Dedie, dalam keterangannya, Rabu (25/3/2020).
Dedie mengungkapkan Pemkot Bogor telah menerima 800 alat rapid test. Dia memprediksi pemeriksaan akan digelar selama 2 hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masing-masing orang yang mengikuti proses rapid test ini kan membutuhkan waktu paling tidak 5 menit. Setelah kita hitung secara keseluruhan, kita membutuhkan sekitar 4.000 menit ya, yang sama dengan kalau 1 hari 24 jam, berarti sama 2,7 hari lah," terang Dedie.
Dedie memastikan rapid test akan digelar minggu ini, namun belum dipastikan tanggalnya. Yang pasti, sebut dia, rapid test akan dilaksanakan dengan tidak mencampur warga yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) dengan pasien dalam pengawasan (PDP).
"Tinggal dibagi nanti, mana yang orang dengan risiko (ODR), mana orang dalam pemantauan dan kemudian pasien dalam pengawasan, dan juga lingkaran dalam mereka yang positif COVID-19," jelasnya.
Sebelumnya, Dedie mengatakan ada beberapa warga yang diprioritaskan mengikuti tes massal Corona, yakni pelaksana medis di lapangan, orang ODP, PDP, serta keluarga inti positif COVID-19. Kala itu, ia menyebut Pemkot Bogor masih membuat skenario rapid test yang aman.
"Kita sedang membuat skenario yang pertama tentunya yang paling aman bisa dilakukan di Puskesmas apabila mengacu pada pengelolaan wilayah," kata Dedie dalam sebuah video yang diterima detikcom dari Humas Pemkot Bogor, Selasa (24/3).
"Dan kalau jumlahnya lebih masif bisa saja kita terapkan metode yang diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat melalui sistem drive thru, yang ada di sekitar stadion tentu kita GOR Pajajaran," imbuhnya.