RSUD Kota Bogor ditunjuk menjadi tempat untuk menangani pasien yang terjangkit virus Corona (COVID-19). Direktur RSUD Kota Bogor Ilham Chaidir mengungkapkan, RSUD Kota Bogor masih bisa menerima pasien umum.
"Masih, masih bisa (menerima pasien). Cuma kalau melihat kondisi ke depan ini, tergantung pada kebijakan nanti. Kalau memang membludaknya luar biasa seperti di Jakarta, mau enggak mau. Kita lihat situasi," kata Ilham, ketika dihubungi, Senin (23/3/2020).
Dia menjelaskan, ada sekitar 1.000 orang yang datang ke RSUD Kota Bogor tiap harinya. Ilham mengatakan, pengaturan dilakukan agar pasien lain tidak terkontaminasi COVID-19.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di antaranya adalah dengan membatasi jadwal poliklinik dan memisahkan ruang perawatan dan intensive care unit (ICU) antara pasien biasa dengan pasien COVID-19.
"Isolasinya (ruang untuk pasien virus Corona) kita tingkatkan jadi lebih kurang 70 ya. Pada satu blok, satu lantai, kita peruntukan untuk covid," jelasnya.
Jokowi: Klorokuin Bukan Obat Bebas, Harus Pakai Resep Dokter:
"Untuk ICU COVID-19, kita sedang bangun, 10 (ruangan). Karena kita membaca bakalannya ada pasien yang akan mengalami sesak nafas mendadak, atau istilahnya ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome), gitu," ucap dia.
Ilham pun menerangkan, sekitar 80 tenaga medis dikerahkan untuk merawat pasien positif Corona di RSUD Kota Bogor. Dia mengungkapkan, jumlah tenaga medis akan menjadi kurang bila jumlah pasien COVID-19 di Kota Bogor terus meningkat.
Terlebih, sambungnya, jumlah alat pelindung diri (APD) yang dimiliki RSUD Kota Bogor terbatas.
"Tentunya 90 hari ke depan, kita harus berpikir cukup banyak (APD) ya. Tapi kami yakin pemerintah pusat sudah mengkoordinasikan dengan Pemprov (pemerintah provinsi). Kemarin pak gubernur datang, dia mendukung penuh APD terhadap semuanya itu," pungkas Ilham.