Virus Corona (COVID-19) telah menjadi pandemi. Warga pun berbondong-bondong ingin melakukan tes virus Corona.
Keriuhan warga yang ingin dites virus Corona salah satunya tampak pada antrean di RSUP Persahabatan, Jakarta Timur kemarin, Senin (16/3). Puluhan orang tampak menunggu untuk diperiksa di ruang isolasi Pinere.
Baca juga: Data Corona Terkait Indonesia, 16 Maret 2020 |
Masker tampak menutupi hidung dan mulut mereka. Kertas formulir pendaftaran dari Gedung Edelweiss pun tampak ditenteng beberapa warga yang mengantre untuk diperiksa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa orang memilih menunggu dengan duduk di bangku di depan ruang tunggu untuk orang dalam pemantauan (ODP). Ada pula yang tampak berdiri berjubel di depan ruang isolasi.
Tujuan mereka sama. Ingin diperiksa apakah mereka terinfeksi virus Corona.
Kendati demikian, tak semua dari mereka yang ingin dites Corona memiliki riwayat kontak. Baik dengan pasien positif Corona maupun pasien dalam pengawasan.
Pun mereka juga tak pernah berkunjung ke negara yang terpapar virus Corona. Beberapa datang dari mereka datang secara mandiri karena khawatir terinfeksi.
Misalnya Kurnia (30). Dia datang secara mandiri karena ingin mengecek apakah dirinya terinfeksi COVID-19.
Kurnia tak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri dalam beberapa Minggu terakhir. Dia juga tak memiliki riwayat kontak dengan pasien Corona.
Kurnia hanya ingin mengecek apakah virus Corona ada dalam tubuhnya. Sebab, dia merasa mengalami gejala yang sama dengan COVID-19.
"Saya demam sama sesak aja sih," ujar pria yang berdomisili di Bogor itu.
Kurnia pun mengaku sebelumnya telah datang ke RS Persahabatan kemarin. Namun, pihak RS memintanya untuk kembali datang hari ini.
"(Saya datang) kemarin. Suruh datang jam 08.00. (Saya) belum (daftar). Tapi pas saya tanya lagi kuotanya 30," ungkap Kurnia.
Sementara warga lainnya yang enggan disebutkan namanya pun memiliki kisah yang tak jauh berbeda. Dia mengaku memeriksakan diri karena melakukan kontak dengan tetangganya yang memiliki riwayat perjalanan ke Jepang.
Kala itu dia mengaku bersalaman dengan sang tetangga. Dua Minggu setelahnya, gejala virus Corona pun dirasakannya. Kendati demikian, dia tak menjelaskan apakah tetangganya tersebut merupakan salah satu pasien Corona.
"Saya periksa karena memang ada gejala. Tetangga saya kan ada balik dari Jepang, sempat salaman nyapa. Dua minggu setelah itu saya periksa karena ada gejala," kata dia.