Aparatur sipil negara (ASN) di Pemerintah Kota Parepare, Sulawesi Selatan, diwajibkan menjalani pemeriksaan suhu tubuh dengan thermal scanner sebelum masuk ke area kantor. Langkah ini untuk mencegah penyebaran virus Corona.
"Tadi saat pemeriksaan usai apel pagi ada 3 ASN yang suhu badannya di atas 37 derajat, langsung kita tangani dan dokter menyatakan masih normal," kata Wali Kota Parepare, Taufan Pawe, Senin (16/3/2020).
Selain intens melakukan pemeriksaan suhu tubuh setiap masuk kantor, Pemkot memberikan kelonggaran terhadap ASN yang tidak bersentuhan langsung dengan pelayanan publik untuk bekerja di rumah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"ASN tetap menjalankan tupoksi bisa dikerjakan dari jauh, jika kerjanya bisa dijalankan dari jarak jauh bisa diberikan kebijakan, namun tetap diawasi oleh Pak Sekda, karena saya khawatir akan muncul 'virus' baru, yaitu 'virus kemalasan'," terangnya.
Tonton juga Antisipasi COVID-19, Mal di Kendari Deteksi Suhu Tubuh Pengunjung :
Tidak semua ASN bekerja dari rumah. ASN yang memang bertugas untuk pelayanan publik tetap masuk kantor, seperti petugas rumah sakit dan pemadam kebakaran.
"Kalau untuk yang bersentuhan langsung dengan pelayanan publik seperti RS, pemadam, dan lain-lain. Namun di luar itu tetap kita beri kelonggaran," sambungnya.
Kebijakan melonggarkan kehadiran ASN juga membuat Pemkot Parepare menonaktifkan sistem absensi sidik jari.
"Sistem absensi tidak berlaku, untuk sementara waktu," tuturnya.
Pemkot Parepare Rumahkan Pelajar
Selain itu, Pemerintah Kota Parepare mengambil kebijakan dengan merumahkan para pelajar selama dua pekan.
"Saya mengambil kebijakan untuk merumahkan bukan meliburkan, terhitung mulai siang ini sampai 14 hari ke depan, tadi kita sudah koordinasi dengan para guru dan semua kepala sekolah di Parepare," kata Taufan Pawe.
Taufan berharap pelajar ataupun orang tua bisa memahami kebijakan tersebut. Siswa diminta belajar di rumah dan tidak pergi liburan.
"Saya tidak mau anak-anak tidak sekolah selama 14 hari, namun dimanfaatkan untuk pergi liburan, padahal kan sebenarnya tujuannya agar aktivitas mereka harusnya lebih banyak di rumah, para guru dan kepala sekolah harus tetap memantau," tuturnya.
Terkait pelajar SMA yang sudah melaksanakan Ujian Nasional hari ini, Taufan mengaku telah berkoordinasi dengan para kepala sekolah dan melibatkan Dinas Kesehatan.
"Saya kembalikan kepada penyelenggara, kalau bisa dikendalikan, intinya pemerintah pusat menginginkan tidak ada kegiatan pertemuan yang melibatkan banyak orang, saya kasih solusi kalau seumpama pesertanya 100 bisa tidak dalam satu ruangan hanya 10 orang dengan dihigieniskan ruangnaya, disterilkan anak-anak kita dengan cuci tangan saya perintahkan kepada kepala sekolah, dinas kesehatan harus melakukan sterilisasi terlebih dahulu," tuturnya.