Putra bungsu Raja Willem II, Prins Hendrik 'De Zeevaarder' (Sang Pelaut), pernah mengunjungi Diponegoro di tahanan Benteng Rotterdam, Makassar. Dia menyebut pengkhianatan Belanda terhadap Diponegoro adalah 'noda dalam lambang Kerajaan Belanda'.
Bila Belanda terlibat perang lagi di Jawa, maka tak akan ada lagi orang Jawa yang percaya dengan perjanjian yang ditawarkan Belanda. Citra Belanda bakal tercemar sampai ke luar Jawa di seluruh kepulauan Nusantara. Catatan berbau ramalan seperti ini dituliskan Prins Hendrik dalam diarinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ramalan Prins Hendrik terbukti. 112 Tahun sejak keberangkatan Diponegoro dengan 700 pengikutnya ke Magelang (8 Maret 1830) untuk bertemu Jenderal De Kock, Belanda menderita kekalahan di tangan Jepang (8 Maret 1942). Kebanyakan orang Indonesia bertepuk tangan terhadap kekalahan Belanda. Tak ada pemimpin pribumi yang mau lagi berhubungan dengan Belanda," kata Peter.
![]() |
(dnu/tor)