Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto kembali meninjau lokasi yang rencananya akan dijadikan rumah sakit (RS) khusus virus Corona atau COVID-19 di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Hadi menilai lokasi tersebut tepat untuk RS khusus virus Corona karena letaknya yang jauh dari permukiman warga.
Kunjungan terakhir Hadi ke Pulau Galang digelar di pada Minggu (8/3/2020). Catatan detikcom, Hadi juga meninjau lokasi yang sama pada Rabu (4/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dalam kunjungan terakhir, Kapolri Jenderal Idham Azis juga ikut dalam rombongan. Selain itu, ada juga sejumlah pejabat lainnya, yakni Kepala BNPB Doni Monardo, Pangkogabwilhan 1 Laksamana Madya Yudo Margono, Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi.
Hadi menilai Pulau Galang merupakan tempat yang ideal untuk di bangun RS khusus tempat observasi dan isolasi. Hal itu karena lokasinya berada di tengah hutan serta jarak dengan pemukiman lumayan jauh.
"Pulau Galang adalah salah satu tempat ideal yang nantinya akan dibangun satu RS khusus. RS yang memiliki fasilitas sebagai observasi dan fasilitas sebagai isolasi. Tempatnya sangat ideal di tengah hutan. Jarak dengan penduduk kurang lebih 2 hingga 3 kilometer (km)," ujar Hadi saat memberikan pengarahan kepada jajarannya di Pulau Galang.
![]() |
Selain jarak dan lokasi yang dirasa ideal, Hadi menuturkan, akses menuju lokasi juga cukup mudah. Sebab, dekat dengan bandara yang bisa didarati oleh pesawat berbadan besar maupun kecil.
"Dan kalau ada pasien yang harus dikirim dari luar Negeri maupun dari wilayah Indonesia kapan pun bisa sampai sini karena memiliki bandara yang bisa didarati oleh pesawat kecil maupun pesawat berbadan lebar, dan jarak dari bandara ke pulau Galang ini kurang lebih 1 jam," tuturnya.
Rabu Besok, Jokowi Gelar Ratas Bahas Pembangunan RS untuk Corona!:
RS khusus tersebut rencananya akan dibangun di camp bekas pengungsi Vietnam, di Pulau Galang. Hadi menuturkan RS khusus virus Corona ini akan dilengkapi berbagai fasilitas.
Hadi menuturkan pihaknya sudah mengajukan untuk disiapkan 50 ruang isolasi di RS tersebut. Nantinya, sebut dia, ruangan tersebut akan dilengkapi dengan filter HEPA (high-efficiency particulate air) serta oksigen.
"Kemudian kita sudah mengajukan untuk disiapkan rumah sakit ini dengan kapasitas 1.000 tempat tidur dan ditambah 50 ruang isolasi dengan bertekanan negatif dan dilengkapi oleh filter HEPA dan termasuk di dalamnya ada oksigen dan kamar mandi di dalam ruangan sebanyak 50," tutur Hadi.
Hadi menjelaskan, dari 50 ruang isolasi tersebut, 30 di antaranya merupakan ruangan non-ICU. Dia memastikan 50 ruang isolasi tersebut sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku.
"Dan 50 itu nanti akan digunakan 30-nya non-ICU dan 20 digunakan untuk ICU. Maka nantinya, apabila kita menampung 1.000 pasien di sini, kita juga punya fasilitas untuk memberikan pengobatan dan sudah memberi standar karena ruangan itu bertekanan negatif," jelasnya.
"Filternya juga menggunakan standar HEPA dan di dalamnya juga sudah lengkap dengan oksigen dan kamar mandi sehingga proses penyembuhan nanti diharapkan bisa selesai," lanjutnya.
Hadi berharap RS khusus observasi dan isolasi itu segera dapat direalisasi. Para tenaga medis yang akan bertugas di sana nantinya berasal dari TNI-Polri, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), juga masyarakat yang memiliki keahlian medis.
"Mudah-mudahan RS khusus ini segera terealisasi dan tenaga medis nya juga berdasarkan desk COVID-19 dari TNI dari Polri kemudian dari Kemenkes dan dari kelompok masyarakat yang memiliki keahlian di bidang tersebut. Kami mohon doanya supaya segera terealisasi RS khusus tersebut," harap Hadi.