Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Nurmansjah Lubis mengatakan penanganan banjir di Jakarta harus dibedah dari hulu hingga hilir. Dia pun mengusulkan untuk memodifikasi program Gaint Sea Wall era Fauzi Bowo dan pembangunan cerucuk era Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama (Ahok).
"Persoalan berarti ada di hulu, tengah dan ujung. Kalau di hulu saya pikir bahwa kita harus mengurai limpasan air yang ada di hulu. Dengan cara kemarin ada Waduk Cimahi, Waduk Sukamahi. Tapi persoalannya adalah DAS (Daerah Aluran Suangai) Ciliwung itu sudah rusak berat," ujar Nurmansjah saat 'Ngobrol Bareng Cawagub DKI' di Conclave Wijaya, Jalan Wijaya I, Jakarta Selatan, Jumat (6/4/2020).
Nurmansjah mengatakan pengalihan fungsi lahan menjadi perumahan memperburuk kondisi DAS Ciliwung. Dia juga menyebut drainase di Jakarta seperti pipa yang sudah berkarat sehingga perlu diganti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konversi yang ada di ujung sana milik-milik kita semua ini orang kaya Jakarta, ada Villa dan sebagainya memperburuk DAS di Ciliwung. Persoalan di Jakarta drainase ibarat pipa sudah berkarat," kata dia.
Nurmansjah mengatakan rekonstruksi drainase di Jakarta harus diperbaiki. Dia menyebut perlu ada pembahasan anggaran untuk memperbaiki drainase itu.
"Kalau mau rekonstruksi lagi ganti yang baru semua, tapi biayanya luar biasa nggak mungkin sepotong. Harus dibuat drainase bagus apakah mungkin kita adopsi anggaran yang ada di APBD," jelas Nurmansjah.
Simak video Bikin Banjir, Kang Emil Setuju Proyek Kereta Cepat Disetop:
Lebih lanjut, Nurmansjah juga menyinggung program eks Gubernur Fauzi Bowo (Foke) yaitu Gaint Sea Wall. Namun perlu ada sosialisasi yang maksimal kepada masyarakat.
"Dulu zaman Bang Foke (Fauzi Bowo) Giant Sea Wall dalam upaya untuk mereduksilah banjir besar. Tetapi ini harus disosialisasikan seolah-olah tidak ada keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat," sebut dia.
Solusi lain yang diberikan Nurmansjah adalah membangun tiang pancang kayu atau cerucuk pada tanah yang memiliki cekungan seperti yang ada di era pemerintahan Jokowi-Ahok. Menurut Nurmansjah cerucuk bisa menampung air air hujan.
"Persoalan sekarang yang di kota harusnya ada semacam dulu zaman Pak Jokowi, Pak Ahok ada bagus. Namanya Cerucuk, cerucuk itu di pasang di titik poin tertentu yang ada cekungan, cerucuk itu bisa menjatuhkan air yang jatuh dari langit masuk ke sungai abadi di bawah di Jakarta ini. Jadi bisalah itu mimodifikasi sedemikian rupa," sebut Nurmansjah.
Dengan demikian, Nurmansjah mengusulkan agar memperbaiki drainase secara menyeluruh dan membangun cerucuk. Dia menyebut solusi itu lebih efektif dari pada hanya membuat sumur resapan.
"Solusinya buat baru sama sekali atau memang sistem cerucuk yang ada di seluruh Jakarta harus disediakan, bukan hanya sumur resapan, karena struktur tanah di Jakarta sumur resapan kurang efektif. Begitu banjir besar udah keburu penuh. Dia nggak bisa masuk ke dalam sungai ke dalam sungai apalai yang di bawahnya," katanya.
Selain itu, dia juga menyinggung normaliasi Kali Ciliwung yang tengah dilakukan oleh Kementerian PUPR. Dia menegaskan pemprov DKI harus memiliki ketegasan dalam membebaskan lahan.
"Progresnya sudah bagus PUPR, Waduk Sukamahi, Waduk Ciawi itu cepat-cepat dikelarin . Terus juga sebagai pemerintah DKI jangan keras kepala. Harus win-win solution. Misalnya Pak Basuki pingin normalisasi, kita lahan segera dibebaskan, jadi win-win solution. Lahan bebas, bangun. Antara naturalisasi dan normalisasi setujulah, kita kawinin aja," ungkapnya.
"Jakarta harus tereduksi secara signifikan kalau Nurmasjah jadi Wagub," lanjutnya.