Pemerintah Kota Semarang menolak turunnya penumpang kapal pesiar Viking Sun di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Ternyata sebelumnya, Pemkot Semarang juga telah menolak satu kapal pesiar yang ingin bersandar di Semarang yaitu Kapal Pesiar MV Artania.
Hal itu terdapat dalam surat nomor UM.002/03/08/KSOP.Tg Emas yang menyatakan sebelum mendarat di Kota Semarang, akan dilakukan karantina selama 14 hari kepada kapal pesiar tersebut. Upaya karantina tersebut merupakan tindak lanjut dari surat Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Semarang nomor SR.03.04/2/483/2020 tanggal 21 Februari 2020 perihal Pemberitahuan Rekomendasi Atas Kedatangan Kapal Pesiar MV. Artania dari Singapura.
Adapun serupa dengan kapal Viking Sun, kapal pesiar MV. Artania dari Singapura juga memiliki riwayat perjalanan singgah di daerah-daerah terjangkit COVID-19, di antaranya Selangor, Genting Island, Colombo, dan Sri Lanka yang dinyatakan oleh WHO sebagai negara terjangkit COVID-19. Upaya karantina tersebut juga sesuai arahan Dirjen P2P Kemenkes tentang kesiapsiagaan menghadapi infeksi COVID-19, sehingga kapal tersebut harus status karantina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pihak kapal kepada Syahbandar dan KKP menawar untuk bisa bersandar hanya sekedar memasukkan logistik, saya rasa ini manusiawi. Tapi dipastikan tidak ada penumpang satupun yang boleh turun, karena hasil rapat dengan Forkopimda (forum komunikasi pimpinan daerah) tadi menolak penumpang kapal pesiar Viking Sun untuk turun di Pelabuhan Tanjung Mas Semarang. Keinginan kami untuk menjaga kenyamanan keselamatan dan perlindungan seluruh warga Kota Semarang," terang Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dalam keterangan tertulis, Kamis (5/3/2020).
"Hal ini juga berlaku bagi kapal pesiar yang akan bersandar di Pelabuhan Kota Semarang yang berasal dari dan pernah singgah di negara terjangkit virus corona atau COVID-19," tambahnya.
Terkait penolakan kapal pesiar Viking Sun, Hendi blak-blakan mengaku jika menerima kunjungan ratusan wisatawan asing yang menjadi penumpang kapal pesiar Viking Sun memiliki risiko yang terlalu besar, jika dibandingkan dengan keselamatan kesehatan 1,7 juta warga Kota Semarang.
"Di kapal pesiar Viking Sun sendiri ada 738 penumpang dan 452 crew kapal, tentu potensi perputaran ekonominya besar untuk Kota Semarang. Tapi Viking Sun memiliki riwayat berlayar dari Darwin (Australia), sehingga ada prioritas lebih tinggi yang harus dikedepankan, untuk menjaga kenyamanan sedulur-sedulur di Kota Semarang," pungkas Hendi.
Meski demikian kapal Viking Sun tetap bersandar di pelabuhan dengan syarat hanya untuk keperluan logistik dan penumpang tidak diperbolehkan turun demi menjaga keselamatan.
(prf/ega)