Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa untuk Asia dan Pasifik (UNESCAP) Armida Salsiah Alisjahbana beserta rombongan mengunjungi Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Pertemuan itu membahas persiapan Indonesia dalam pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.
Pertemuan itu berlangsung di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2020). Armida mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menuju percepatan pembangunan tahun 2030. Poin pertama adalah penuntasan kemiskinan dan kesenjangan sosial.
"Ada dua hal yang ingin kami sampaikan. Pertama, dari UNESCAP 2020-2030 adalah 10 tahun menuju 2030 untuk percepatan pencapaian SDGs pertama bagaimana menghilangkan poverty (kemiskinan) dan inequality (ketidaksetaraan)," ujar Armida.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poin kedua, menurut Armida, adalah pemberdayaan perempuan dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Sementara yang ketiga adalah strategi untuk menghadapi perubahan iklim.
"Kedua, pemberdayaan perempuan, dikaitkan dengan UMKM, pendidikan kesehatan, yang ketiga climate change, terutama negara Asia-Pasifik itu menyumbang 50 persen emisi gas rumah kaca," kata dia.
Armida menyebut Indonesia dan negara di kawasan Asia-Pasifik seharusnya memberikan solusi untuk memitigasi perubahan iklim. Seperti penggunaan teknologi dan energi terbarukan.
"Jadi solusi climate change juga harusnya terutama datang dari negara-negara Asia-Pasifik komitmen atau pun solusi seperti renewable energy teknologi untuk bagaimana memitigasi climate change dan sebagaimana," ungkapnya.
Armida mengatakan Indonesia adalah negara yang besar. Dia berharap Indonesia mampu menjadi pemimpin dalam percepatan pembangunan itu.
"Indonesia negara besar, kami sampaikan apresiasi atas pencapaian dan komitmen Indonesia terhadap SDGs dan tentu kami juga mengharapkan Indonesia tentu menjadi leader di dalam percepatan pencapaian SDGs ini," pungkasnya.