Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar 2020 berada pada urutan ke-3 nasional sebagai Pilkada paling rawan. Seperti apa persiapan pengamanan polisi?
Menjawab pertanyaan ini, Kapolrestabes Makassar Kombes Yudhiawan Wibisono secara tegas mengatakan Polri siap mengamankan Pemilukada di Makassar. Dia mengatakan Polrestabes Makassar mempunyai total 2.168 personel yang kekuatannya bakal disesuaikan dengan tahapan Pilwalkot.
"Ini kan ada tahapan-tahapannya, kalau sekarang kan sementara pemilihan PPK (panitia pemilihan kecamatan), masih 1/3 atau 700 personel yah," ujar Kombes Yudhiawan kepada wartawan, Jumat (28/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nanti kalau sudah pencoblosan 2/3 kekuatan. Kalau 2/3 sama dengan 1.445 personel, saya sudah hitung itu," imbuhnya.
Polrestabes Makassar memiliki 12 Polsek yang masing-masing akan mengamankan proses demokrasi di setiap kecamatan. Yudhiawan mengatakan, semua kecamatan di Makassar patut dianggap rawan.
"Kalau kita karena Makassar nomor satu paling rawan seluruh Sulawesi Selatan, kami anggap semua kecamatan rawan," katanya.
"Kita nggak boleh anggap di sini rawan di sini tidak, ohh nggak boleh. Kalau semua rawan berarti kita harus maksimal semua di 12 kecamatan," imbuhnya.
Simak Video "Indonesia Rawan Bencana, BNPB Minta Ini ke Jokowi"
Sebelumnya diberitakan, Bawaslu Sulawesi Selatan (Sulsel) mendata kerawanan Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 di Kota Makassar sebagai dasar pemetaan indeks kerawanan Pilwalkot Makassar 2020.
"Kalau kita lihat angka-angka (hasil pemetaan), Makassar adalah salah satu daerah yang kita anggap memiliki tingkat kerawanan yang tinggi dibanding dengan daerah-daerah lain (di Indonesia), khususnya di Sulsel. Tentukan ini indeks kerawanan yang kita buat kemarin, itu datanya kita ambil September hingga Oktober," ujar Komisioner Bawaslu Sulsel Saiful Jihad Dalam wawancara terpisah.
Hasil indeks pemetaan kerawanan pemilu yang dilakukan Bawaslu menunjukkan Makassar berada di level 6 dengan skor 74.94. Makassar berada di bawah Kabupaten Manokwari dengan skor 80.89 dan Kabupaten Mamuju dengan skor 78.01.
Level 6 Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) merupakan level tertinggi, skornya di atas 63.88. Pemetaan IKP yang dilakukan di Makassar, kemudian digabungkan dengan pemetaan IKP dari kabupaten/kota lainnya di Indonesia yang akan menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020.
"Jadi kita mencoba mengambil data dari sumber-sumber misalnya dari KPU, dari kepolisian dari media, termasuk Bawaslu. Ini berkaca pada Pemilu 2018 dan 2019. Kalau kita berkaca dari itu memang kemudian Makassar dianggap sebagai salah satu daerah yang memiliki tingkat kerawanan yang cukup tinggi," kata Saiful.
Pemetaan IKP dilakukan Bawaslu Sulsel terhadap 4 dimensi, yakni terhadap aspek partisipasi politik, konteks sosial politik, penyelenggaraan pemilu yang bebas dan adil, serta kontestasi. "Nah, rata-rata Makassar di level 6 semua dari keempat dimensi itu," ucapnya.