Sebuah video yang menunjukkan aksi tiga pengemudi ojek pangkalan (opang) di Tanjung Duren, Jakarta Barat, memasang tarif 'getok' viral di media sosial. Mereka meminta penumpang membayar Rp 250 ribu untuk jasa pengantaran dari Terminal Kalideres ke Tanjung Duren.
Kapolsek Tanjung Duren Kompol Agung Wibowo mengatakan pihaknya telah menangkap ketiga opang tersebut. Saat ini ketiganya masih diperiksa di Polsek Tajung Duren.
"(Ditangkap) baru tadi sore di rumahnya di Cengkareng," ujar Kompol Agung saat dihubungi detikcom, Jumat (21/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa itu sebetulnya kejadian Oktober 2019. Bermula ketika tiga korban dari Kediri, Jawa Timur, tiba di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Mereka saat itu hendak menuju ke Jl Manggis 1, Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Setelah turun di Terminal Kalideres, ketiga korban menuju ke pangkalan ojek. Saat itu ketiga korban bertemu dengan tiga pelaku dan memintanya mengantarkan ke lokasi tujuan di Tanjung Duren.
Ketiga korban juga sempat menanyakan tarif kepada pelaku. Namun para pelaku saat itu menjawab tidak jelas dan hanya menyebut 'dua setengah'.
"Begitu ditanya, 'Bang ke Tanjung Duren berapa?' dijawab 'dua setengah'. Cuma dua setengah saja," tuturnya.
Saat itu ketiga korban mengira 'dua setengah' yang dimaksud adalah Rp 25 ribu. Tanpa banyak tanya lagi, akhirnya mereka setuju dan diantarlah hingga ke lokasi tujuan.
"Dua setengah apa nggak disebut dan jalanlah mereka," ucap dia.
Sesampai di lokasi tujuan, opang tersebut meminta bayaran Rp 250 ribu per orang. Penumpang pun tidak terima dan sempat terjadi cekcok.
"Ternyata begitu sampai di lokasi, tukang ojeknya minta Rp 250 ribu per orang jadi kali tiga Rp 750 ribu. Terjadi cekcok mulut antara si penumpang dan ojek pangkalan," kata dia. Sementara itu, menurut Agung, ongkos ojek dari Terminal Kalideres ke Tanjung Duren tidak lebih dari Rp 50 ribu.
Setelah beradu argumen, penumpang akhirnya terpaksa membayar Rp 150 ribu per orang. "Jadi semuanya Rp 450 ribu," imbuh Agung.
Saat perselisihan itu, penumpang merekam pembicaraan soal harga dengan ketiga pelaku. Video itu kemudian viral di media sosial. Ketiga korban yang merasa dirugikan kemudian melapor ke polisi.