Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) bersama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) terus melakukan pembersihan di sisa limbah radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel). Untuk membersihkan sisa limbah radioaktif tersebut, Bapeten dan Batan menerjunkan 100 orang petugas.
"Tugas Batan dalam hal ini dekontaminasi itu dilakukan saat Bapeten segera dekontaminasi pada tanggal 12 Februari, 13, 16, 17. Selama itu kita telah mengerahkan tidak kurang 100 orang membersihkan kontaminan. Yang kami lakukan adalah membersihkan tanah-tanah yang sudah terkontaminasi dan menimbulkan paparan-paparan," kata Kepala Batan Anhar Riza Antariksawan di Kantor BPPT II, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2020).
Bapeten dan Batan telah membersihkan sisa limbah radioaktif selama 4 hari. Total ada 107 drum berbagai ukuran untuk mengangkut sisa limbah radioaktif tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sudah mengumpulkan itu sekitar 4 hari tadi sebanyak kurang dari 100 drum ukuran 100 liter berisi tanah yang terkontaminasi dan juga ada 7 drum ukuran 150 (liter) untuk tanaman-tanaman yang situ," ujar Anhar.
Simak Video "Menristek: Limbah Radioaktif di Tangsel Bukan Karena Kebocoran Reaktor Nuklir"
Anhar mengatakan pembersihan sisa radioaktif di Batan Indah mengalami kemajuan. Terdapat pengurangan jumlah paparan di lokasi tersebut.
"Progres sangat bagus kami dibantu Pemkot (Tangsel) dengan alat yang mempercepat dekontaminasi. Hasilnya bahwa dari paparan yang di awal 140.000 core per jam bisa turun drastis ke sekitar 280.000 core per jam, per kemarin. Hari ini mudah-mudahan ada jauh lagi lebih turun.," ujarnya.
Anhar mengatakan Bapeten bersama Batan akan terus menurunkan paparan radioaktif di Batan Indah. Dia mengatakan daerah di sekitar titik paparan radioaktif telah bisa digunakan oleh warga untuk beraktivitas.
"Ini masih cukup tinggi sehingga akan kita turunkan, termasuk beberapa tanaman. Sejauh ini daerah dan jalan di sekitarnya sudah dipakai beraktivitas bahkan tidak berbahaya. Hanya daerah yang lebih sempit yang itu kita batasi dengan yang harus kita kurangi lagi paparan radiasinya," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro menjelaskan penyebab munculnya limbah radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel). Bambang memastikan kemunculan limbah radioaktif itu bukan karena ada kebocoran di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek).
"Pertama, yang kami tegaskan adalah bahwa kontaminasi bahan radioaktif ini tidak terjadi sebagai akibat dari fasilitas reaktor nuklir yang memang ada di kompleks Puspiptek Serpong, ya jadi ini sangat jelas bahwa penanganan kompleks berjalan dengan sangat baik. Kebocoran yang kemudian berimbas pada wilayah lain, apalagi wilayah ini cukup jauh dari kompleks reaktor, " ujar Bambang di Kantor BPPT II, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2020).