Gubsu Edy Luncurkan Pengolahan Limbah Tinja, Akan Dimulai di Medan

Gubsu Edy Luncurkan Pengolahan Limbah Tinja, Akan Dimulai di Medan

Ahmad Arfah Fansuri - detikNews
Selasa, 18 Feb 2020 15:01 WIB
Pemprov Sumut memulai program pengolahan limbah tinja. Program ini akan dimulai dari wilayah Kota Medan. (Ahmad Arfah/detikcom)
Foto: Pemprov Sumut memulai program pengolahan limbah tinja. Program ini akan dimulai dari wilayah Kota Medan. (Ahmad Arfah/detikcom)
Medan -

Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memulai program sistem layanan lumpur tinja terjadwal (L2T2) dan layanan lumpur tinja tidak terjadwal (L2T3). Program ini nantinya akan dijalankan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Provinsi Sumut.

Program ini merupakan penyedotan septic tank secara terjadwal dan tidak terjadwal. Untuk Provinsi Sumut, program ini akan dimulai dari wilayah Kota Medan.

Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi menjelaskan program ini nantinya untuk memanfaatkan limbah manusia. Pengelolaan limbah ini, kata Edy, menjadi prioritas karena pertumbuhan manusia yang semakin tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita mulai hari ini, limbah-limbah manusia yang ada di septic tank, airnya itu akan dikelola, dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Begitu juga sisa-sisanya, bisa menjadi pupuk, bisa menjadi energi, dan lain-lain. Limbah yang selama ini menjijikkan, nanti kita akan manfaatkan untuk kepentingan manusia," ujar Edy Rahmayadi setelah melakukan launching di aula rumah dinas kantor Gubsu, Selasa (18/2/2020).

Program ini akan dimulai dari wilayah Kota Medan. (Ahmad Arfah/detikcom)

Dengan adanya program pengelolaan limbah tinja ini, Edy berharap masyarakat tidak lagi membuang limbah secara sembarangan.

ADVERTISEMENT

"Harapannya semua rakyat memahami ini. Khususnya rakyat kita yang masih di daerah, dia membuang sembarangan, di sungai, ada di kebun, khususnya di Danau Toba, ini harus kita atur," jelas Edy.

Sementara itu Direktur Utama PDAM Tirtanadi, Trisno Sumantri, menjelaskan air limbah septic tank yang dikelola ini nantinya tidak untuk konsumsi manusia.

"Bukan untuk konsumsi masyarakat, jadi tidak usah khawatir. Walaupun sebenarnya air yang dikelola itu secara teknologi sudah baik, tapi secara psikologis tidak bisa untuk dikonsumsi. Air ini nantinya untuk program penyiraman tanaman misalkan, atau air yang akan dipakai petugas pemadam kebakaran," jelas Trisno.

(jbr/jbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads