Pemprov DKI Jakarta mengimbau para perajin ondel-ondel untuk tidak sembarangan menyewakan hasil karyanya itu apabila digunakan untuk mengamen. Apa kata para perajin ondel-ondel?
Para perajin ondel-ondel mengaku memahami imbauan pemerintah itu. Namun mereka berharap ada wadah kesenian bagi para perajin agar ondel-ondel tidak mati ditelan zaman.
![]() |
"Balik lagi ke pemdanya, kalau kita kan cuma pembuatan. Balik lagi ke pemda sih, balik lagi ke warga-warganya, ada yang pengangguran juga," ujar salah seorang perajin ondel-ondel, Malani, saat ditemui di Kampung Ondel-ondel, Jalan Kembang Pacar, Kramat Pulo, Senen, Jakarta Pusat, Minggu (16/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita mah kasih wadah, tempat, kalau di jalan memang nggak boleh, kasih wadah, kasih kayak di Taman Mini, Ragunan, kasih solusi," imbuh Malani.
Seorang perajin lainnya, Wati (47), mengaku setiap harinya menyewakan ondel-ondel kepada 10 orang. Soal imbauan untuk tidak digunakan mengamen, Wati mengaku tidak jadi masalah, tetapi tetap mesti dipikirkan orang-orang yang mengandalkan nasib dari mengamen ondel-ondel itu.
"Ini buat ngamen karena banyak pengangguran, pada putus sekolah, pada pekerja kontraknya habis. Kalau nggak boleh buat ngamen, ya diadain lapangan kerja, gaji yang bener, gitu. Kan butuh makan," ujar Wati, yang mengaku sudah membuat ondel-ondel sejak 1993.
Baca juga: Wacana Revisi Perda demi Marwah Ondel-ondel |
![]() |
Sebelumnya, Kepala Dinas Budaya DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana mengaku akan mengimbau seluruh perajin ondel-ondel untuk tak sembarang menyewakan ikon Ibu Kota itu untuk dipakai mengamen. Pemprov DKI masih menggodok aturan agar pengamen ondel-ondel bisa ditertibkan.
"Kalau perajin harus juga memahami, jangan disewain buat ngamen. (Aturan) nanti bentuknya mungkin kita coba, mudah-mudahan disetujui pimpinan. Sebaiknya bentuknya apa maklumatkah atau imbauankah," kata Iwan kepada wartawan, Selasa (12/2).
(dhn/dhn)