.webp)
Ketua RT 01, RW 04, Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Sugiharso menyebut warganya tetap aman meski di sekitar wilayahnya terpapar radioaktif. Warga merasa aman berkat langkah cepat Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).
"(Warga) nggak ada masalah, karena itu kan langsung dievakuasi titik tertentu, langsung dikasih garis itu, sudah," kata Sugiharso saat ditemui di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangsel, Sabtu (15/2/2020).
"Aman, nggak ada apa-apa," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sugiharso mengatakan warga telah diberi sosialisasi terkait adanya paparan radioaktif. Sosialisasi berdasarkan informasi dari Bapeten.
"Sudah (sosialisasi), termasuk press release-nya, itu sudah disosialisasikan ke RW. Jadi semua informasi masuk ke RW," ujarnya.
"Dengan sendirinya dia (warga) sudah ngerti, apalagi koran sudah ada, berita-berita sudah beredar," imbuh Sugiharso.
Sugiharso mengatakan Bapeten telah mengambil langkah cepat dengan melakukan pembersihan zat radioaktif di sekitar lokasi. Hal itu membuat warga merasa aman dan tak ada masalah.
"Sudah dilakukan, jadi dilakukan dekontaminasi. Dekontaminasi itu pembersihan zat radioaktif. Itu sudah ada di situ (dirilis)," ucapnya.
Selain itu, Sugiharso mengatakan tak ada kebijakan mengevakuasi warga di sekitar titik sebidang tanah terpapar radioaktif. Lokasi sekitar dinilai masih di ambang batas aman bagi warga.
"Oh nggak ada, itu jangkauannya nggak terlalu, jangkauannya berlebihan, nggak apa-apa itu. Pokoknya yang di luar garis itu sudah di bawah background, sudah aman, sudah seperti radiasi alam saja. Sederhana sekali kok," tutur Sugiharso.
Sugiharso pun mengatakan tak ada warga yang melintasi garis perimeter dari Bapeten. Dia mengatakan warga paham dengan tanda tersebut.
"Oh nggak ada, orang garis kuning itu apa artinya sudah pada ngertilah," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, unsur Cs 137 diduga ada di kawasan Perumahan Batan Indah, Tangerang Selatan (Tangsel), yang terpapar radioaktif. Unsur itu memang ada di kawasan reaktor nuklir Chernobyl, yang mengalami kecelakaan pada 1986. Namun, tenang saja, radioaktif di Tangsel itu tak segawat bencana nuklir Chernobyl.
"Tentu skalanya berbeda," kata Kepala Biro Hukum, Kerja Sama, dan Komunikasi Publik Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), Indra Gunawan, kepada wartawan, Sabtu (15/2).
