Keributan sempat terjadi di arena Kongres PAN di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Wasekjen PAN Farazandy Fidinansyah menilai ada oknum yang tak ingin demokrasi di partainya berjalan.
"Ada sekelompok orang di PAN tidak ingin demokrasi berjalan. Cara lama ini. Jangan karena tidak pandai menari, lantai yang disalahkan," kata Farazandy kepada wartawan, Senin (10/2/2020).
Loyalis caketum PAN, Zulkifli Hasan, itu mengatakan para oknum itu memang sengaja berbuat rusuh di Kongres PAN. Sebab, menurut Farazandy, kongres telah digelar sesuai dengan mekanisme partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semuanya sudah sesuai SOP. Daftar pemilih sudah ada sejak beberapa waktu yang lalu. Jadi kalau ada yang rusuh, berarti memang mau merusuh," ujarnya.
Simak Video "Panas! Peserta Kongres V PAN Ngamuk Tak Bisa Beri Voting"
Farazandy pun menegaskan pihaknya tak akan tinggal diam. Dia juga menyinggung pihak lawan yang membawa tukang pukul untuk merusuh di Kongres PAN.
"Kami dari pihak Zulkifli Hasan tidak akan tinggal diam. Jangan takut-takuti orang bawa tukang pukul begitu. Kami lawan sampai titik darah penghabisan," kata Farazandy.
Diberitakan sebelumnya, keributan terjadi lokasi Kongres PAN, di Hotel Claro, Kendari, Sultra. Massa meminta panitia pengarah Kongres PAN menutup pendaftaran peserta kongres ditutup.
Pantauan detikcom di lokasi, sebelum keributan terjadi sejumlah massa terlihat naik ke lantai 1 lewat tangga yang berada di lobi hotel, Senin (10/2/2020) pukul 14.40 Wita. Tidak lama kemudian, dari lobi hotel terdengar teriakan.
"Hentikan pendaftaran," teriak salah seorang yang naik ke lantai 2 hotel.
Bahkan ada juga yang berteriak akan memboikot kongres jika pendaftaran peserta tidak juga ditutup.
"Kita boikot kongres kalau tidak hentikan pendaftaran," teriak salah seorang dalam keributan.
Saat keributan mereda, salah seorang dari mereka menyebut nama caketum.