.webp)
Mulfachri Harahap mengatakan PAN akan berada di kubu oposisi jika dirinya terpilih sebagai Ketua Umum PAN. Mulfachri mengaku bakal memulai tradisi itu dengan PAN, meskipun dalam politik Indonesia tak mengenal sistem oposisi.
"Tentu kita juga paham dalam literasi politik Indonesia tidak ada oposisi. Tradisi itu tidak ada kalau tidak dimulai. Oleh sebab itu, kita akan memulai tradisi oposisi bernuansa Timur atau cita rasa Indonesia," kata Mulfachri di kantor DPP PAN, Jl Daksa I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (8/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan PAN nantinya bakal mengambil peran sebagai mitra kritis pemerintah. Mulfachri menyebut akan kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap kurang tepat.
"Tapi kita tetap kan berada di luar. Kami akan menjadi mitra kritis pemerintah. Kritik itu akan menggunakan bahasa yang santun untuk ingatkan pemerintah. Bila ada hal yang kita anggap kurang tepat, kita akan gunakan bahasa yang santun," sebutnya.
Meskipun demikian, Mulfachri mengaku PAN juga tidak akan tutup mata terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai prorakyat. Mulfachri menegaskan PAN akan mendukung kebijakan pemerintah yang prorakyat.
"Saya kira kami akan tetap berada di luar, tapi kami bersama dengan pemerintah dan anak bangsa lainnya, komponen bangsa lainnya, bahu-membahu membangun negeri ini untuk mendukung semua program pemerintah yang kami anggap prorakyat. Kebijakan yang kita anggap jadi bagian untuk upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan kebijakan-kebijakan yang merupakan meningkatkan kualitas hidup masyarakat," tuturnya.
Mulfachri hari ini secara resmi mendaftarkan diri untuk maju dalam pemilihan Ketua Umum PAN. Ia akan berduet dengan Hanafi Rais.
Ia akan bersaing dengan tiga nama lain, yaitu Asman Abnur, Dradjad Wibowo, dan Zulklifi Hasan, untuk memperebutkan kursi PAN-1. Pemilihan Ketua Umum PAN itu akan dilakukan saat Kongres PAN ke-5 yang digelar pada 10-12 Februari 2020 di Kendari, Sulawesi Tenggara.
(ibh/azr)
