PKB Kritik Jokowi soal Menag dari Militer: Perang Ideologi Tak Perlu Jenderal

PKB Kritik Jokowi soal Menag dari Militer: Perang Ideologi Tak Perlu Jenderal

Matius Alfons - detikNews
Sabtu, 08 Feb 2020 16:07 WIB
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi
Menag Fachrul Razi (Andhika/detikcom)
Jakarta -

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luluk Nur Hamidah memberikan catatan terkait 100 hari kerja Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi). Luluk mengkritik Menteri Agama yang dipilih dari militer.

Awalnya Luluk berbicara tentang Jokowi yang mendapat ekspektasi tinggi untuk maju pada periode kedua. Namun ekspektasi tersebut menjadi tidak pas karena memilih menteri berdasarkan kompromi yang bersifat pragmatis.

"Memilih orang, menempatkan orang dengan visinya beliau (Jokowi) inginnya Indonesia meroket yang jadi tidak pas. Yang jadi pertanyaan, kompromi apa dan dengan siapa kompromi itu dilakukan. Kalau kemudian model pemerintahan kita kompromistis dan basisnya kompromi, ini pragmatism," kata Luluk dalam diskusi di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta Pusat, Sabtu (8/2/2020).


Luluk mengatakan salah satu menteri yang salah dipilih adalah Menteri Agama Facrhul Razi. Dia mempertanyakan keputusan Jokowi memilih Menteri Agama dari basis militer.

"Misal termasuk pilihan Menteri Agama, saya kira itu bukan hanya nahdliyin, tapi bangsa Indonesia juga kaget-kaget, atas dasar apa sih militer harus jadi Menteri Agama, ini eranya era baru, Pak Jokowi juga orang sipil, masa kini, kekinian, milenial tapi kok milih Menag saja harus militer," ucapnya.


Luluk menyebut Fachrul tidak segarang yang diperkenalkan di awal. Menurutnya, Fachrul juga terlalu banyak berkompromi dengan organisasi yang jelas dilarang oleh pemerintah.

"Kita mau perang sama siapa? Kalau konteksnya perang ideologi, nggak perlu jenderal itu, karena nggak jelas soalnya. Dulu semangat, oke (hentikan) HTI, tapi nyatanya kompromi lagi. Kita itu selalu main-main terus di atas ombak, dan itu berbahaya," ujar Luluk.

"Catatan saya paling utama Menteri Agama, ada aspirasi dan basis yang jelas punya pandangan Menag ini mungkin ini salah satu Pak Jokowi tidak menempatkan orang di tempat yang tepat," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Simak video Jokowi Setuju Ada 'Terowongan Silaturahmi' Istiqlal-Katedral:

[Gambas:Video 20detik]

(maa/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads