Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pentingnya skenario penanganan virus Corona. Menurut Jokowi, virus Corona merupakan bencana non-alam sehingga penanganannya tak boleh tergagap-gagap.
"Kita harus punya skenario kalau itu terjadi. Moga-moga nggak terjadi di negara kita kalau terjadi harus punya skenario apa penyiapan apa di mana dikerjakan apa, step-step itu harus kita miliki karena kalau tidak kita akan tergagap-gagap," kata Jokowi saat memberi pengarahan dalam Rakornas Penanggulangan Bencana, di SICC, Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).
Jokowi mengatakan semua pihak harus waspada. Selain itu, langkah-langkah antisipasi harus disiapkan dengan matang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya juga perlu ingatkan namanya bahwa yang namanya bencana bukan bencana alam saja, ada bencana non-alam. Sekarang contohnya kita bisa lihat adanya virus Corona. Ini bencana dan harus hati-hati dengan ini," kata Jokowi.
Jokowi lantas mencontohkan keputusan mengevakuasi 238 WNI dari Wuhan, China. Dia mengatakan keputusan itu diambil secara cepat dan dilaksanakan dengan tepat.
Karena itu, Jokowi pun mengapresiasi semua kepala lembaga hingga kementerian yang terlibat. Termasuk sinergi di antara mereka dalam menghadapi situasi tersebut.
"Saya kemarin saya sampaikan apa adanya dan posisi yang sangat cepat, reaksi dari Kemenlu bersama-sama Kemenkes bersama-sama BNPB dan didukung penuh oleh Panglima TNI dan seluruh jajaran dan Polri dalam mengevakuasi WNI kita yang berada di Provinsi Hubei, Wuhan, untuk dibawa kembali ke Tanah Air dalam kecepatan sangat cepat," kata Jokowi.
Mengenai kesiapan Indonesia dalam menghadapi virus Corona, Jokowi menggelar rapat terbatas (ratas) di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020). Rapat ini dihadiri Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Polhukam Mahfud Md, serta Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Hadir juga Menlu Retno LP Marsudi, Menkeu Sri Mulyani, Menkes Terawan Agus Putranto, Mendikbud Nadiem Makarim, Menkum HAM Yasonna Laoly, Kapolri Jenderal Idham Azis, hingga Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Jokowi meminta semua menteri mengambil langkah-langkah perlindungan dan pencegahan virus Corona. Dia juga meminta para jajarannya memberi pemahaman kepada seluruh masyarakat terkait virus Corona ini.
"Yang pertama, kita semuanya, saya minta untuk mengambil langkah-langkah perlindungan dan pencegahan dan juga memberikan pengertian kepada seluruh masyarakat, seluruh rakyat di mana pun berada agar tidak perlu panik," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, pemerintah telah mengambil langkah-langkah tegas dalam mencegah penyebaran virus Corona di Indonesia. Karena itu, dia meminta agar masyarakat diberi pemahaman sehingga kepanikan tidak muncul.
Langkah-langkah tegas tersebut ialah pemberlakuan protokol kesehatan, larangan masuknya pendatang dari China, dan yang telah tinggal selama 14 hari di China, hingga penghentian sementara kebijakan bebas visa untuk turis China.
"Sekali lagi, keputusan itu harus diambil dalam rangka melindungi seluruh rakyat Indonesia di Tanah Air dari penyebaran virus Corona," tuturnya.
Selain itu, pemerintah akan membuka layanan hotline dari sembilan kementerian. Hotline tersebut dibuat dalam rangka memberikan informasi terkait virus Corona.
"Saya akan jelaskan terkait ratas, terkait antisipasi Corona, pemerintah akan membuat hotline dari 9 kementerian terkait informasi baik di Kemenhub, Kemenkes, Kemenaker, BPOM, Kemenkes, terutama Bea-Cukai," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2).
Airlangga mengatakan hotline itu juga untuk memberikan informasi terkait larangan penerbangan dari dan ke China.
"Terkait dengan kebijakan per Rabu nanti penerbangan Indonesia-Cina sementara dihentikan. Dan akan dikeluarkan kebijakan-kebijakan terkait keimigrasian di mana pemerintah akan melakukan bahwa mereka yang dari Tiongkok untuk dibatasi, untuk tidak ke Indonesia," paparnya.
"Ini akan dimonitor sampai dengan setiap 2 minggu di Februari 2020," sambung Airlangga.