Video yang menunjukkan seorang perampok mengacungkan senjata api di Jelambar Mas, Tanjung Duren, Jakarta Barat (Jakbar), viral di media sosial. Polisi menyebut, kejadian itu adalah cekcok 2 perampok.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat Kompol Teuku Arsya Khadafi mengatakan, perampok dalam video tersebut adalah Herianto (31) yang meninggal dunia saat akan ditangkap dini hari tadi sekitar pukul 03.00 WIB, dan Ibrahim yang berstatus daftar pencarian orang (DPO).
Arsya menjelaskan, rekaman video itu adalah aksi todong-todongan senjata antara Herianto dan Ibrahim. Dia mengungkapkan, kedua tersangka adalah 2 kelompok yang berbeda namun saling mengenal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi pada saat si Herianto mau ambil motor, ternyata ketemu sama Ibrahim. Karena Ibrahim merasa itu wilayah operasinya, cekcok, mengeluarkan senjata. Todong-todongan lah senjata," kata Arsya, di Polres Jakarta Barat, Jl S Parman, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (24/1/2020).
Dia menambahkan, aksi todong-menodong ini tak sampai menjadi baku tembak. Sebab, silinder pistol milik Ibrahim jatuh.
Arsya mengatakan, Ibrahim langsung kabur usai mengetahui silinder senjatanya jatuh. Herianto pun berusaha mengejarnya.
"Kan (pistol) rakitan (penyebab silinder pistol Ibrahim jatuh)," ungkap dia.
Arsya menjelaskan, aksi kedua pelaku terekam CCTV. Warga pun banyak yang melihat kejadian ini. Karena tak bisa mengejar Ibrahim, sambungnya, Herianto langsung mencuri motor warga dan pergi meninggalkan lokasi.
Polisi pun melakukan penyelidikan untuk mencari pelaku. Diketahui, Herianto ditembak mati saat akan ditangkap. Sementara teman Herianto, Andiyanto (31) dan Jamhar (28) yang merupakan seorang penadah, berhasil ditangkap.
Arsya menambahkan, target pelaku adalah sepeda motor milik warga yang terparkir di luar pagar rumah atau yang ditinggal pergi pemiliknya. Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat ini menyebut, pelaku akan berpura-pura mendatangi rumah korban sebelum menjalankan aksinya.
"Biasanya caranya adalah kadang-kadang mereka (pelaku) pencet bel rumah. Kadang ada motor diparkir di pagar, dilihat-lihat ada motor diparkir, dia pencet bel. Kalau nggak ada yang keluar, masuk lompat pagar (mencuri sepeda motor)," ungkapnya.
Pelaku pun selalu membawa senjata api dalam menjalankan aksinya. Dijelaskan Arsya, pelaku tidak segan-segan melukai korban bila dianggap mengganggu.
Masih kata Arsya, pelaku adalah komplotan pencurian yang produktif. Tersangka, mampu membobol sistem keamanan motor masa kini dengan bermodal kunci tambahan saja.
"Jika diketahui sekarang sepeda motor dikunci kontaknya ada pelindung tambahan, mereka bisa mengakalinya dengan kunci magnet yang mereka sudah akali. Sehingga pelindung yang ada saat ini tidak bisa berfungsi maksimal," ungkap dia.
Kapolres Jakarta Barat Kombes Audie Latuheru menambahkan, pelaku memiliki jaket ojek online. Jaket ini digunakan untuk mengintai rumah-rumah warga. Dari cara ini dia sebut, pelaku sudah 51 kali melakukan pencurian.
"Saya jelaskan bahwa selama yang bersangkutan melakukan penggambaran, jadi akan mengamati kompleks yang akan menjadi sasarannya, dia menggunakan jaket salah satu perusahaan ojek online. Jadi masyarakat setempat tidak curiga. Itu caranya," kata Audie.