Underpass Kemayoran kembali terendam banjir dengan ketinggian sekitar 4 meter. Underpass Kemayoran kebanjiran parah dalam kurung waktu kurang dari dua minggu.
Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan untuk menyelesaikan masalah ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah audit ulang sistem drainase di Kemayoran.
"Kenapa underpass Kemayoran terus menerus mengalami genangan cukup parah. Ini harus diaudit dulu penyebabnya apa. Apakah ada kerusakan di sistem drainase atau perubahan di kawasan sekitarnya?" kata Yayat saat dihubungi, Selasa (4/2/2020).
Dia mengatakan underpass Kemayoran dibuat di awal tahun 1990. Saat itu belum banyak bangunan dan permukiman di Kemayoran karena merupakan bekas kawasan bandara.
Dia mengatakan audit atas sistem drainase di Kemayoran akan membuka pangkal masalah banjir di underpass. Sebab, sistem drainase kawasan bandara dan permukiman atau kawasan bisnis punya pola yang berbeda.
"Kemayoran kan berubah-ubah terus. Jadi kalau ada bangunan baru, apartemen baru, itu sistem drainasenya bagaimana? Karena kawasan dulunya bandara, sistem drainasenya bandara. Ketika dia berubah jadi kawasan perkotaan, permukiman, apakah sistem drainasenya itu diubah? Atau ikuti pola lama yang sudah ada," jelasnya.
Baca juga: 'Bandelnya' Banjir di Kolong Kemayoran |
Menurutnya, jika sistem drainase yang sekarang belum 'up to date', maka perlu ada masterplan baru. Jika tidak, maka underpass Kemayoran akan selalu terendam banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak Video "Ketinggian Banjir Underpass Kemayoran Masih 2,5 Meter"
Namun, menurutnya, perlu juga dipertimbangkan terkait fungsi strategis underpass Kemayoran. Namun dia menekankan, solusi jangka panjang dapat ditemukan jika audit drainase dilakukan secara dalam.
"Tahu akar masalahnya (lewat audit drainase), kemudian lihat fungsi underpass itu strategis tidak untuk jaringan tranportasi yang ada. Ketiga, cari solusi teknis. Misal dengan menata drainase atau memasang pompa. Kalau ternyata solusi teknisnya punya risiko terendam lagi, ya mau tidak mau harus dipertimbangkan lebih lanjut apakah terus difungsikan atau dialihfungsikan. Tapi kembali lagi ke hasil evaluasi," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Underpass Kemayoran kembali terendam banjir setelah hujan lebat mengguyur Jakarta Minggu (2/2) pagi. Underpass Kemayoran tak dapat dilintasi karena betul-betul terendam air. Kondisi serupa terjadi pada Jumat (24/1) lalu. Saat itu ketinggian air mencapai 4 meter.
Untuk mengatasi banjir tersebut, dikerahkan setidaknya belasan pompa air. Meski begitu banjir tidak dapat surut dalam waktu cepat.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menilai penanganan banjir di underpass Kemayoran, Jakarta Pusat, baru bisa dilakukan dengan cara jangka pendek. Untuk jangka panjang, perlu kajian menyeluruh kawasan tersebut.
"Iya, review ulang (kawasan) harus ada. Makan waktu juga. Paling penanganan sementara ya itu kayak kemarin, apa lagi," ucap Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Juaini Jusuf, saat dihubungi, Senin (3/2).